Sunday, September 8, 2013

Demi Perdamaian di Suriah, Paus Fransiskus Ajak Umat Berpuasa dan Berpantang

Paus Fransiskus mengajak sekitar 1,2 miliar warga Katolik, berikut semua umat Kristiani dunia, berdoa, berpuasa, dan berpantang selama sehari penuh pada Sabtu (7/9/2013) untuk perdamaian di Suriah. Ajakan itu juga untuk menentang intervensi militer apa pun terhadap Suriah.

Catatan AP hari ini menunjukkan kalau ajakan itu mendapat sambutan di berbagai belahan dunia. Sementara itu, menurut rencana, Paus Fransiskus sendiri memimpin misa di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, untuk mewujudkan ajakan tersebut.

Pada bagian lain, Pemimpin Besar Sunni Suriah Badredin Hassoun menanggapi ajakan Paus Fransiskus itu. Ia bahkan sudah meminta semua warga Suriah untuk bersama-sama berdoa sesuai permohonan tersebut.

Bak gayung bersambut, ajakan Paus Fransiskus juga mendapatkan reaksi positif dari Pemimpin Gereja Katolik Ortodoks. "Saya mendukung ajakan Paus Fransiskus," kata Patriakh Gereja Katolik Ortodoks Konstantinopel Bartholomeus I.

Tak cuma itu, warga di Kota Asisi, Spanyol, sudah mengibarkan sebuah bendera perdamaian ukuran raksasa. Asisi adalah kota kelahiran Santo Fransiskus. Nama tersebut menjadi nama resmi pemimpin Gereja Katolik yang terpilih pada Maret silam.

Sementara itu, di media sosial, mobilisasi besar-besaran untuk melaksanakan doa, berpantang, dan berpuasa bagi umat Katolik juga terjadi. Pada perayaan misa Sabtu, topik perdamaian di Suriah dan penentangan intervensi militer asing menjadi topik homili atau khotbah misa di seluruh dunia.

Monday, September 2, 2013

Profesor Soetandyo Wignyosoebroto Berpulang


Selamat Jalan Prof. Kami senantiasa mendoakanmu, dan semoga engkau mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya.
Profesor Soetandyo Wignyosoebroto meninggal dunia pada usia 81 tahun, Senin (2/9/2013) pagi di Semarang.
Kabar duka tersebut diterima Kompas.com dari anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Ali Masykur Musa yang merupakan salah satu muridnya.
"Prof Soetandyo adalah ilmuwan di bidang sosiologi hukum yang terkemuka. Pendapatnya selalu menjadi rujukan ilmuwan lainnya, khususnya pemerintah dalam menciptakan keteraturan sosial (social order)," kata Ali Masykur Musa.
Menurutnya, almarhum selalu memadukan ilmu Administrasi, Sosiologi, dan Hukum sebagai basis pengembangan ilmu-ilmu sosial. Hidupnya didedikasikan pada pengembangan ilmu, membantu terciptanya tatanan sosial yang teratur, dan menciptakan good governance. "Sudah sepatutnya kita merasa kehilangan ilmuwan besar dan sejati," tambahnya.
Prof Soetandyo selama ini dikenal sebagai salah satu pendiri FISIP Unair dan menjadi dekan pertama di sana. Ia juga menjadi Guru Besar Sosiologi Unair dan mantan Anggota Komnas HAM. Tahun 2011, ia meraih penghargaan sebagai Pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) berupa Yap Thiam Hien Award.