Ketua Bawaslu Propinsi Nusa
Tenggara Timur, Nelce Ringu, mengadakan tatap muka dengan para ketua dan
anggota Panwaslu Kecamatan se-Kabupaten Flores Timur, kemarin (27/4/2013)
di kantor Panwaslu Kabupaten Flores Timur, Larantuka. Lawatan ketua
Bawaslu NTT ini sebenarnya tidak diagendakan. Sebelumnya beliau hadir
untuk urusan kepemiluan di Kabupaten Lembata. Ketika singgah di
Larantuka, beliau berkenan menerima permintaan Ketua Panwaslu Kab.
Flores Timur, Rofinus Kopong, untuk bertatap muka dan memberikan
dukungan moril untuk segenap ketua dan anggota Panwaslu Kecamatan
se-Kabupaten Flores Timur.
Ada beberapa hal yang didiskusikan dalam pertemuan tersebut. Pertama,
Nelce menyinggung soal mobilisasi PNS dalam Pilgub NTT putaran I.
Terkait hal ini, Nelce memberikan kekuatan kepada ketua dan anggota
Panwascam untuk tidak segan menindak PNS yang secara terang-terangan
"bekerja" untuk paket pasangan terentu. Nelce membagikan pengalamannya
ketika berurusan hukum dengan pamannya yang adalah seorang Kepala Dinas
suatu instansi pemerintah di Kota Kupang yang secara terang-terangan
mempengaruhi masyarakat untuk memilih paket pasangan calon tertentu.
Para peserta pertemuan diharapkan untuk mampu membedakan urusan keluarga
dan urusan pengawasan Pemilu. Pengawas Pemilu di setiap tingkatan harus
berintegritas tinggi dan profesional dalam menjalankan tugasnya.
Kedua,
Nelce juga menyinggung kewibawaan anggota Panwaslu. Nelce mengatakan,
lambang garuda (yang menandakan bahwa yang memakainya adalah seorang
pejabat negara) yang dipakai oleh ketua/anggota Panwaslu
menyejajarkannya dengan pejabat negara yang juga mengenakan lambang
tersebut. Ketua/anggota Panwaslu harus berbangga diri dan tidak perlu
ragu menindak pejabat negara lainnya yang secara terang-terangan
berpolitik praktis, mendukung pasangan calon terentu. Jika ada pejabat
negara lain yang melakukan pelanggaran dan tindak pidana Pemilu, anggota
Panwaslu tidak perlu ragu memanggil pejabat yang bersangkutan untuk
hadir dan memberikan klarifikasi atas pelanggaran dan tindak pidana yang
dilakukannya.
Kesetaraan gender, yakni terkait keterwakilan 30 persen perempuan dalam keanggotaan Panwalu adalah topik ketiga
yang ditekankan oleh ketua Bawaslu Prop. NTT. Anggapan bahwa perempuan
terlalu beresiko jika terlibat dalam pengawasan Pemilu harus
disingkirkan. Nelce mencotohkan dirinya yang mampu menjalankan tugas
pengawasan ketika masih aktif sebagai anggota Panwaslu Kab. Kupang.
Medan NTT yang berat tidak menjadi halangan bagi kaum perempuan untuk
terlibat secara aktif dalam bidang pengawasan Pemilu.
Hal keempat yang
disinggung Nelce adalah persoalan dana pengawasan. Nelce mengakui
terbatasnya dana yang dialokasikan DPRD Prop. NTT untuk pengawasan
Pemilu. Dari sebagian besar dana yang diajukan oleh Bawaslu Propinsi,
DPRD NTT hanya merestui sebagian kecil dari dana yang diajukan tersebut.
Bawaslu Propinsi sangat menyadari minimnya Pendapatan Asli Daerah NTT,
dan akhirnya menerima alokasi dana yang diberikan. Nelce memberikan
kekuatan, bahwa keterbatasan dana bukan menjadi soal bagi segenap
jajaran Pengawas Pemilu untuk menjalankan tugas pengawasan yang
diembannya.
Tatap
muka berakhir pada sekitar pukul 14.00 WITA. Setelah itu Ketua Bawaslu
Propinsi dan Ketua/anggota Panwaslu Kabupaten Flores Timur mengadakan
silaturahmi ke kantor KPU Kab. Flores Timur.
Salam Awas!!