Tuesday, September 30, 2014

Exotic Lewoloba, Take a Look at This

You might never hear about #Lewoloba. But you should know that Kings and Queens of the Kingdom of Larantuka  was born from a Lewolobanese womb, Wato Wele. 

Wato Wele is the only sister of Lia Nurat, the first man who  ever lived in Mandiri Mountain ( Ile Mandiri). Once upon a time, Lia Nurat ask Wato Wele to move to eastern part of the mountain. He afraid he could marry his own sister if they still stayed together. As result, Wato Wele met and married Pati Golo Arakyan. One of their children later become a King of Larantuka.

Monday, September 29, 2014

DOB Adonara Tinggal Mimpi?

Nick Doren Lewoloba

Gegap gempita dan sorak sorai masyarakat Tadon Adonara begitu membahana ketika cita-cita menjadikan Adonara sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) kian mendekati kenyataan. Semuanya bermula dengan wacana penetapan 65 DOB pada Bulan Juli lalu. Ketika itu pemerintah mengusulkan 65 DOB kepada DPR RI untuk ditetapkan menjadi Propinsi / Kabupaten / Kota yang baru pada Sidang Paripurna DPR RI beberapa hari silam. Dari 65 DOB, Pemerintah lantas menyempitkan jumlahnya menjadi hanya 21 DOB. 

Padatnya jadwal Sidang Paripurna DPR RI turut berpengaruh pada jadwal penetapan DOB. Semula, penetapan DOB ditetapkan pada tanggal 24 September 2014, lalu bergeser ke tanggal 25 September, dan terakhir bergeser ke tanggal 29 September. Keyakinan akan kepastian jadwal penetapan tersebut lantas mendorong pemerintah Kabupaten Flores Timur untuk mengutus 30 tokoh masyarakat ke Jakarta pada tanggal 19 September silam. Biaya transportasi dan akomodasi ke-30 TOMAS tersebut diambil dari kas daerah. Tidak berhenti sampai di situ, pada hari Senin 22 September 2014, 30 anggota DPRD Flotim, para camat se-Kabupaten Flotim, bagian pemerintahan Kab. Flotim dan sejumlah awak media diutus untuk menghadiri Sidang Paripurna DPR RI untuk mendengarkan hasil akhir keputusan Sidang yang terhormat tersebut. Dasyatnya, hingga hari ini (tgl. 29 September 2014), Adonara tak kunjung ditetapkan sebagai Kabupaten.

Harus diakui bahwa yang berwenang untuk menetapkan RUU DOB menjadi UU adalah DPR RI. Kendati demikian, media-media lokal telah banyak meyakinkan masyarakat bahwa Adonara akan benar-benar menjadi Kabupaten yang terpisah dari Flores Timur. Media lokal, termasuk juga para netizen, telah terlanjur mengambil peran yang besar dalam sebuah "kebohongan publik" terhadap masyarakat di kampung-kampung Adonara, bahwa Adonara sungguh-sungguh akan menjadi Kabupaten. Masyarakat yang tidak memiliki akses informasi yang baik, lantas mempersiapkan sejumlah acara penyambutan Kabupaten Baru. Di Waiwerang, beberapa spanduk berisi "selamat Kabupaten Adonara" telah terpasang di sejumlah sudut kota. Pemilik POM bensin Waiwerang menggratiskan bahan bakar kendaraan bermotor selama satu hari untuk pawai keliling Kec. Adonara Timur. Tidak hanya itu, untuk perayaan ini, pada tanggal 25 September 2014, masing-,masing desa di Adonara diharapkan menyumbangkan dua ekor ayam untuk acara syukuran. 

Gegap gempita ini tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Adonara di Pulau Adonara saja, tetapi juga masyarakat Adonara di beberapa tempat lain, termasuk di Jakarta. Masyarakat Adonara Jakarta telah mempersiapkan acara syukuran di Lantai 5 Univ. Atmajaya Jakarta pada hari ini. Sejumlah SMS beredar agar warga Adonara dapat berpartisipasi dalam acara dimaksud.

Namun semuanya kini tampak diam membisu ketika sampai dengan saat ini Adonara belum juga ditetapkan menjadi Kabupaten. Sejenak kita bertanya, di manakah Anggota DPR RI asal NTT yang "katanya" turut berjuang secara maksimal untuk meng-kabupaten-kan Adonara? Sejumlah pihak bahkan telah menyebutkan bahwa Anggota DPR RI asal NTT tertentu telah mendapatkan bocoran bahwa Adonara telah pasti menjadi Kabupaten. Tinggal tunggu tanggal penetapannya. Dan rasa-rasanya masa "tunggu" itu harus diperpanjang entah sampai kapan. Jika bukan sekarang, dapat dipastikan bahwa cita-cita Adonara menjadi Kabupaten akan menghadapi banyak tantangan, atau bahkan hanya tinggal mimpi yang tak pasti..

Saturday, September 13, 2014

Jangan Lewatkan Kunjunganmu ke Pulau Solor #FloresTimur

Nick Doren - Lewoloba
Pelabuhan Podor, Solor Selatan

Nun jauh di ujung  Pulau Flores bagian timur, terdapat sejumlah Pulau nan indah, yang menyimpan banyak pesona alam yang masih "Perawan". Pulau-pulau tersebut adalah P. Adonara, P. Solor, dan P. Lembata. Dan kisah petualangan berikut ini adalah sebuah kisah singkat yang tak lain merupakan ungkapan syukur penulis terhadap segala keindahan alam dan keramahan masyarakat di P. Solor.

Saat ini tak banyak orang menulis atau mengisahkan sesuatu tentang Solor. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan manakala begitu banyak wisatawan dalam dan luar negeri ingin berkunjung ke P. Solor, namun hanya ada sedikit informasi yang tersedia. Catatan keci ini pun tentu saja tidak bisa mencakup keseluruhan pesona indah P. Solor.

Nick Doren - Lewoloba
Jalan Menuju Kelelu
Semuanya bermula ketika keluarga dari Solor mengajak saya untuk mengahadiri sebuah acara Sambut Baru / Komuni Pertama di Desa Lamawalang alias Lamawohong pada tanggal 5 Sept. yang lalu. Tepat tanggal 4, saya dan beberapa anggota keluarga lain bertolak dari Pelabuhan Larantuka menuju Pelabuhan Podor di Solor Selatan. Ada banyak Kapal Motor penyeberangan yang hilir mudik di sekitar selat Solor. Dan pilihan kami jatuh pada KMP Barcelona untuk menghantarkan kami mengarungi lautan menuju P. Solor. Perjalanan memakan waktu sekitar satu jam. Dan tibalah kami di Pelabuhan Podor. Betapa kagetnya saya ketika melihat keadaan pelabuhan tersebut. Pelabuhan tersebut sangat kecil. Pelabuhan tersebut hanya dapat menampung tiga kapal motor penyeberangan. Dari Podor kami bergegas menuju Lamawohong di Solor Barat.

Nick Doren - Lewoloba
Jalan Menuju Lamawohong

Dasyat!! Sungguh dasyat,  perjalanan menuju Lamawohong sangat melelahkan. Mayoritas jalannya telah rusak dan berdebu sehingga sebaiknya kita mengenakan masker. Dari  Podor, kami menelusuri jalan di pantai selatan menuju ke Solor Barat. Pantai berpasir putih Kelike dan Lemanu sungguh memanjakan mata. Hamparan karang nan indah memehuni pantai di sepanjang perjalanan kami.

Nick Doren - Lewoloba
Suasana tenang di Pantai Lamawohong

Di persimpangan Kelelu - Ritaebang, perjalanan kami tampak mulus, karena jalanannya sudah beraspal dan jarang ditemukan jalan berlobang yang terdapat di sebagian besar daerah lain di Pulau Solor. Tiba di Kelelu, terdapat sebuah Pusat Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang memasok listrik untuk beberapa desa di sekitarnya. Menurut informasi yang disampaikan masyarakat, PLTS ini adalah hasil perjuangan Bpk. Pius Lusrilanang, salah satu anggota DPR RI yang membawahi bidang kelistrikan. Tiba di persimpangan Kelelu-Lamawohong, jalan kembali berdebu. Tetapi kondisi ini telah jauh lebih baik dari tahun lalu ketika saya mengunjungi keluarga di Lamawohong. Telah ada pengerasan jalan, dan pembukaan jalan baru dari Lamawohong menuju ke Lewo Tanah Ole sejauh 8 km.

Nick Doren - Lewoloba
Pantai Lamawohong

Dan tibalah kami di desa tujuan, Desa Lamawalang atau akrab disapa dengan Lamawohong. Baru duduk kurang dari 15 menit di rumah Bpk. Martinus Gelega Werang, kami telah disuguhkan satu teko tuak putih untuk menghangatkan badan dan tambo ayam kampung. Kami bersenda gurau menceritakan perjalanan jauh dan melelahkan. Tetapi keramahtamahan warga desa seakan menepis kelelahan tersebut. Untuk diketahui, hampir setiap rumah di Desa Lamawalang, Lamawohong memiliki rumah produksi arak lokal. Hal ini membuat Lamawohong mendapatkan julukan sebagai "dealer tuak / arak". Mayoritas masyarakat di sini bekerja sebagai petani dan nelayan.

Nick Doren - Lewoloba
PLTS Kelelu

Ketika tiba giliran melihat keindahan Pantai Lamawohong, kami merasa takjub akan keindahan pantainya. Konon, lima tahun yang lalu pantai ini jauh lebih indah dari keadannnya saat ini. Dari Pantai Lamawohong, kita dapat melihat lautan lepas ke arah Laut Sawu. Lautnya yang tenang menjadikannya sebagai daerah dengan banyak jenis ikan yang hidup di dalam lautnya. Sayang sekali, sejumlah nelayan dari Lamakera dan Menanga masih melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak. Tentu saja hal ini dapat menghancurkan terumbu karang, yang pada gilirannya akan turut menghancurkan juga biota laut yang ada.

Nick Doren - Lewoloba
PLTS Kelelu

Setelah melewatkan dua hari di Lamawohong, kami pun bergerak pulang ke Larantuka. Kami hendak menempuh jalur perjalanan yang berbeda dengan sebelumnya, yaitu melalui jalan trans Ritaebang - Pamakayo. Jalanannya jauh lebih baik, dengan sedikit jalan berlobang dan kurang berdebu. Durasi perjalanan pun singkat, hanya ditempuh dalam waktu 30 menit. Setibanya di Pamakayo, kami langsung bergegas menuju ke pelabuhannya. Tak lupa sebelum naik kapal, kami berfoto ria dengan berlatarbelakang teluk Pamakayo yang indah.

Nick Doren - Lewoloba
Pelabuhan Pamakayo

Jika Anda tertarik mengunjungi Solor, datang, lihat, dan nikmatilah keindahannya.

Nick Doren - Lewoloba
Teluk Pamakayo

Thursday, September 11, 2014

Kadis Koperasi dan UKM Kab. FLores Timur Menutup Diklat Pengawas


Nick Doren - Lewoloba
Diklat Pengawas Koperasi dan UKM Kab. Flores Timur

Dalam rangka memperkuat fungsi dan peran pengawas koperasi dan kelompok, Dinas Koperasi dan UKM Kab. Flores Timur mengadakan Diklat untuk pengawas Koperasi dan Kelompok se-Kab. Flores Timur selama tiga hari, yaitu sejak tanggal 9 s.d. 11 September 2014. Kegiatan Diklat ini dibuka dan ditutup oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kab. Flores Timur, Bpk. Drs. Frederik S. Bili. Diklat yang digelar di aula Dekopindo Kab. Flores Timur ini dihadiri oleh sekitar 30 utusan Pengawas dari Koperasi dan Kelompok yang ada di Kab. Flores Timur.

Sebagai informasi, Kab. Flores Timur memiliki138 Koperasi aktif, dan 40 Koperasi yang tidak aktif. Koperasi-koperasi aktif memiliki modal sendiri sebesar Rp89.955.400.131,- Sedangkan jumlah UKM yang ada saat ini adalah sebanyak 617 UKM dengan besaran modal sendiri sebesar Rp2.392.665.000,- Kondisi ini tentu saja masih kurang bersaing dengan jumlah dan kapital Koperasi dan Kelompok yang ada di Pulau Jawa.

Dalam sambutannya pada acara penutupan Diklat Pengawas ini, Kadis Koperasi dan UKM mendorong peserta Diklat untuk mengambil peran sentral dalam memajukan Koperasi dan Kelompoknya. Persoalan terbesar yang dihadapi koperasi dan kelompok yang ada di Kab. Flores Timur saat ini adalah keterbatasan Sumber Daya Manusia yang mumpuni untuk me-manage Koperasi secara baik. Sekalipun demikian, keseriusan untuk mengembangkan Koperasi dan Kelompok di Kab. Flores Timur adalah kekuatan yang sangat berharga yang dimiliki anggota, pengurus, dan pengawas koperasi saat ini. Kadis Koperasi dan UKM menambahkan pentingnya laporan periodik dari pengurus koperasi dan kelompok kepada Dinas agar Dinas dapat mengikuti perkembangan Koperasi dan Kelompok bersangkutan untuk selanjutnya dapat diambil langkah pendampingan dan pengawasan yang perlu.

Senada dengan Kadis Koperasi dan UKM, Bpk. Romanus Ndate, SE. MM., selaku Widya Swara dalam diklat pengawas memberikan apresiasi kepada semangat peserta Diklat. Beliau membandingkannya dengan antusiasme peserta yang kurang pada peserta Diklat yang sama pada beberapa Kabupaten yang didatanginya. Sebagai pembawa materi Akuntansi, Bpk. Romanus menekankan pentingnya peran Pengawas dalam mencermati secara jeli laporan keuangan yang disajikan oleh para pengurus Koperasi dan Kelompok. Kejelian ini tentu saja harus ditunjang dengan penguasaan akuntansi dasar secara memadai.

Pada akhir Diklat, wakil peserta Diklat mengapresiasi acara yang diadakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kab. Flores Timur ini. Semuanya ini dilaksanakan untuk memajukan Koperasi dan Kelompok yang ada di Lewotanah Lamaholot tercinta.
 Salam Koperasi!!