Monday, April 4, 2011

Sejarah Gereja: Reformasi Katolik dan Kontra Reformasi


Reformasi katolik dan kontra reformasi adalah gerakan-gerakan keagamaan yang terjadi di dalam Gereja Katolik yang dipicu oleh adanya Reformasi Protestantisme abad XVI yang dipicu oleh Martin Luther. Kendatipun demikian, antara reformasi Katolik dan kontra reformasi terdapat perbedaan, sebagai berikut.

1. Reformasi Katolik
Yang dimaksudkan dengan reformasi katolik dalam tulisan ini adalah segala usaha yang ditempuh oleh Gereja Katolik untuk memperbaharui diri, terutama setelah Gereja Barat mengalami skisma yang dipicu oleh Martin Luther pada tahun 1517. Pembaharuan ini memiliki beberapa karakteristik khas, antara lain bersifat personal, kharismatis, peduli terhadap karya sosial karitatif, dan bersifat misioner.


Pembaharuan itu ditandai oleh beberapa peristiwa, antara lain: pendirian ordo-ordo baru dan yang diperbaharui, seperti: SJ, OFM Cap, OSA, dan OCD. Di Spanyol, reformasi Katolik ditandai oleh kiprah Isabela “Katolik” yang menempuh beberapa kebijakan khusus dalam rangka pembaharuan Gereja, antara lain dengan meningkatkan dunia pendidikan melalui penerbitan buku, pendirian Universitas Alcala (complutensian Polyglot), dan mendorong studi mendalam terhadap Kitab Suci. Pembaharuan yang dilakukan Isabela bukannya tidak memiliki akibat negatif. Ada beberapa sisi negatif yang dihasilkan dari pembaharuan Gereja Katolik di Spanyol, antara lain terjadinya intoleransi agama, dan dihidupkannya lembaga inkuisisi yang bertugas mengecek dan kemudian mengadili orang-orang yang berseberangan dengan ajaran Gereja.

2. Kontra Reformasi
 
Kontra reformasi adalah segala bentuk usaha Gereja Katolik untuk membendung, menandingi, dan melawan gerakan keagamaan yang dipelopori oleh Martin Luther. Ciri-corak kontra reformasi, antara lain: pendekatannya bersifat institusional, doktrinal, “dari atas”, otoritatif, dan bekerja sama dengan lembaga negara. Institusi Gereja Katolik merasa cemas dengan semakin meluasnya pengaruh Luther dan ajarannya. Teologi Protestan yang berkembang dinilai tidak seimbang, “pesimis”, menyesatkan dan perlu disehatkan.  

Kontra reformasi ditandai dengan diadakannya Konsili Trento (1545-1563). Di dalam konsili ini dibicarakan dan diputuskanlah hal-hal yang berkaitan dengan ajaran iman dan disiplin Gereja yang secara inheren merupakan doktrin-doktrin Katolik yang persis berseberangan dengan doktrin protestantisme. Di dalam konsili ini, Gereja menyatakan menerima pembangunan wilayah berdasarkan agama (cuius regio, eius religio). Gereja pun menegaskan kembali doktrin mengenai keselamatan yang menyatakan bahwa “extra ecclesiam nulla salus”. Doktrin ini menegaskan bahwa di luar Gereja Katolik yang dipimpin oleh Paus, tidak ada keselamatan. Perang fisik antara Katolik dan Protestan pun dimulailah.

No comments:

Post a Comment