Thursday, April 16, 2015

Memaknai Kebersamaan Dalam Suku Lewo Doren, Lewo Nuhan dan Kajo Tale

Keluarga Besar Doren dan Nuhan Sedang Menghantar Bagian Bersama


Lewoloba-ND

Dalam setiap hajatan adat di Desa Lewoloba, entah perkawinan, kematian, dsb., Suku Lewo Doren selalu ada dalam kebersamaan dengan Suku Lewo Nuhan. Dalam catatan sejarah, kebersamaan antara Lewo Doren dan Lewo Nuhan sudah terjalin sejak pendirian Kampung Suban Tupi Wato  Dowo Deka Homo. Ketika itu Lewo Doren hadir dengan membawa Lewo (Kampung); hadir dalam kapasitas penuh dan utuh. Begitu pula dengan Lewo Nuhan, hadir dengan membawa Lewo-nya. Ada kesepakatan antara kedua suku bahwa mereka adalah "Kaka Arin" (bersaudara), mereka adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Dalam ikhwal perkawinan, anak lelaki Lewo Doren tidak bisa menikahi anak gadis dari Lewo Nuhan, begitu pula sebaliknya. Dan Pihak yang dipandang sebagai Belake (Pihak yang anak perempuan mereka dinikahi) atau sebagai Opu (Pihak yang menikahi anak perempuan kita) oleh Lewo Doren juga dipandang serupa oleh Lewo Nuhan.


Memang fakta membuktikan bahwa dalam beberapa kasus perkawinan, ada anak Suku Lewo Doren yang menikahi anak Suku Lewo Nuhan. Hal ini tentu dikecam secara luas dan Pihak yang melakukan kesalahan adat ini akan ditimpakan hukuman adat yang disepakati oleh kedua belah Pihak. Persoalan ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Persaudaraan (Kaka Arin) yang terjalin antara Lewo Doren dan Lewo Nuhan. Sejak dini, seharusnya anak-anak suku diingatkan oleh orangtua dan anggota sukunya mengenai Pihak mana yang dipandang sebagai Belake dan Pihak mana yang dipandang sebagai Opu.

Dalam perkembangan sejarahnya, banyak pendatang yang tinggal dan menetap di Desa Lewoloba. Ada dari antara mereka yang berasal dari Solor, Adonara, Lembata, Timor, dsb. Dalam urusan adat, para pendatang ini biasanya meleburkan diri dalam suku-suku besar yang ada di Lewoloba, yaitu Ama Koten, Ama Kelen, Mela Hurint, Ama Maran, Lewo Doren dan Lewo Nuhan. Penggabungan ini tentu dengan memperhatikan posisi Belake dan Opu yang dipegang teguh oleh setiap suku yang ada di Desa Lewoloba. Sejauh ini, terdapat sekitar 10 KK pendatang yang meleburkan diri ke dalam Suku Lewo Doren dan Suku Lewo Nuhan. Kelompok ini dinamakan dengan "Kajo Tale" (Kayu dan Tali), yang oleh Suku dianggap sebagai bagian dari suku.

Pada acara "Nebo" / Spidi Alma terkait meninggalnya Bpk. Paulus Katan Hurint Ama Weruin pada tanggal 14 April 2015, terdata sebanyak 65 KK Lewo Doren, Lewo Nuhan dan Kajo Tale. Dalam kesatuan adat yang tak terpisahkan, mereka berjalan atas nama Belake Lewo Doren mengunjungi Opu Hurint Ama Weruin.
Semoga kebersamaan ini tetap berjalan selama-lamanya.


No comments:

Post a Comment