Suasana di Sekitar Loket Pembelian Tiket Pelabuhan Bolok, Kupang (2/10/2014) |
ota Kupang sejak masa 1990-an.
Lima tahun lalu, seorang sahabat asal Jakarta yang baru pertama kali bepergian ke Kupang menyatakan kegundahannya tentang keadaan Kupang saat itu. Dia tidak menyangka bahwa pembangunan di Kota Kupang masih jauh dari harapannya. Pembangunan infrastruktur masih tertinggal, dan angka kejahatan masih terbilang tinggi.
Kesan seperti ini sepertinya sudah sangat berubah jika teman asal Jakarta itu datang dan melihat Kota Kupang lagi saat ini.Betapa kagetnya saya ketika tiba seminggu yang lalu di Kota Karang itu. Deretan Ruko (Rumah Tokoh) bertebaran di mana-mana. Terlebih di Kelurahan Oebobo yang sangat luas itu, daerah yang dahulunya masih kosong dan dipenuhi karang sudah menjadi jajaran Ruko. Bundaran PU yang dulunya tidak terlalu macet, kini mulai padat dan bahkan menjadi jalur macet. Dan jika memasuki jalur Jembatan Liliba, kemacetannya sudah seperti kemacetan di Kota Jakarta, padat merayap.
Dulu, hanya dikenal satu pusat perbelanjaan, yaitu Flobamora Mall. Tapi kini ritel besar, sedang, dan kecil bertebaran di mana-mana. Sebut saja Hypermart, kini menjadi pusat belanja favorit warga Kupang. Di kawasan depan RSU W.Z. Yohanes, terdapat beberapa tempat makan yang menyediakan beberapa menu spesial, di antaranya pisang goreng spesial dan sop babi hangat.
Tidak hanya itu, dari sisi demografis, kepadatan penduduk kian nyata terlihat. Rumah-rumah di pinggir jalan utama tampak padat, kadang tak beraturan. Multikulralisme pun tampak nyata di Kota Kupang. Beberapa masjid besar terlihat megah di tengah kota yang berpenduduk mayoritas Kristen ini. Luar biasanya, masyarakat dapat hidup berdampingan secara damai. Sehingga benar apa yang dikatakan Menag Suryadarma Ali beberapa tahun silam, Kota Kupang dapat menjadi Kota teladan dalam hal kerukunan umat beragama.
Tulisan ini hanya pandangan pribadi saya tentang Kota Kupang, ibukota Propinsi Nusa Tenggara Timur. Jika Anda meragukan kebenaran fakta-fakta dalam tulisan ini, silakan lakukan kunjungan ke Kota Kupang untuk membuktikannya. Syallom..
No comments:
Post a Comment