Tuesday, July 31, 2012

Profil Desa Lewoloba, Larantuka

Lewoloba merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Ile Mandiri, kabupaten Flores Timur, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Desa ini merupakan satu dari 8 desa dan kelurahan yang berada di kecamatan Ile Mandiri. Desa ini memiliki kodepos 86211.

Lewoloba memiliki nama tradisional, yaitu "Lewoloba Lama Dike Tanah Weki Lama Doro". Desa ini berbatasan langsung dengan beberapa desa di sekitarnya, yaitu Desa Lamawalang (Barat), Desa Lewotala (Timur), dan Desa Wailolong (Utara).

Sejarah

Penduduk Lewoloba merupakan keturunan langsung dari Lia Nurat, yang tidak lain merupakan penghuni awal (Ile Jadi) Ile Mandiri atau Gunung Mandiri. Lia Nurat memiliki seorang saudari kandung, Wato Wele, yang kemudian melahirkan keturunan-keturunan yang menguasai Larantuka (di sebelah Timur dan Selatan Ile Mandiri). Lia Nurat sendiri kawin dengan Hadung Boleng dan melahirkan keturunan-keturunan yang saat ini menetap di daerah Keba Baipito, yaitu tujuh kampung yang menghuni bagian Barat dan Utara Ile Mandiri. Lia Nurat dan Hadung Boleng melahirkan tujuh anak. Anak sulungnya bernama Belawa Burak. Belawa Burak mengawini Nini Dadja dan melahirkan keturunan yang saat ini menghuni Desa Lewoloba. Alkisah Belawa Burak pernah menjadi panglima dalam sebuah perang di Adonara dan meninggal dalam peperangan tersebut. Dia terbunuh ketika dirinya ditikam dengan sebilah bambu yang tajam. Dengan cara yang magis, jasad Belawa Burak kemudian "menyatu" dengan alam. Darahnya menjadi sumber mata air. Tubuhnya menjadi batu dan pasir. Bambu yang dipakai untuk menikamnya kemudian bertumbuh lebat di daerah tersebut. Pada tahun 2010, dibawah kepemimpinan Kepala Desa Yohanes Lewa Doren, jasad Belawa Burak yang telah berbentuk material alam ini dibawah ke Lewoloba dan disemayamkan dalam sebuah korke (Rumah Adat Lamaholot) melalui suatu acara adat yang meriah. Pada tahun 1979, sebuah bencana besar melanda Larantuka. Lewoloba pun terkena dampak dari banjir ini. Banjir ini menelan sangat banyak korban jiwa dan harta benda. Penduduk Desa Lewoloba akhirnya mencari pemukiman yang baru. Sebagian besarnya berpindah ke bekas kebunnya, dan membangun sebuah pemukiman baru yang saat ini bernama Desa Lewoloba. Sejumlah penduduk Lewoloba berpindah ke Desa Bokang, yang sekarang ini berada di wilayah Kecamatan Lato. Sejumlah kecil penduduk Lewoloba kemudian berpindah ke Balela, Lohayong, Weri, dan beberapa daerah lain di Larantuka.

Budaya

Lewoloba merupakan satu bagian dari rumpun masyarakat adat Lamaholot. Kegiatan adatnya berpusat di sebuah korke, yang berada di tengah kampung. Ada beberapa suku besar yang menetap di Lewoloba, yaitu Lewo Doren, Lewo Nuhan, Mela Hurint, Ama Koten, dan Ama Kelen. Masing-masing suku telah memiliki perannya sendiri dalam setiap acara adat yang diadakan. Setiap dua tahun sekali diadakan sebuah acara adat yang dikhususkan bagi penghormatan nenek moyang, yaitu Helok Korke. Adat juga tampak sangat menonjol dalam acara perkawinan dan kematian.

Pendidikan

 Beberapa lembaga pendidikan dari berbagai tingkat pendidikan diselenggarakan di Lewoloba, antara lain PAUD Lia Nurat, TKK Hadung Boleng, SDK Lewoloba, SMP Negeri 2 Larantuka, dan SMK Lamaholot. Keberadaan sejumlah sekolah di Lewoloba telah menjadikannya sebagai pusat pendidikan dan barometer pendidikan di Kecamatan Ile Mandiri. Sejumlah lembaga pendidikan yang terselenggara di Lewoloba telah menarik minat siswa dari berbagai daerah di Kabupaten Flores Timur.

Demografi

Sebagian besar penduduk Lewoloba adalah penduduk asli setempat. Perkembangan di sektor pendidikan turut mengubah struktur demografi Lewoloba. Arus pendatang cukup terlihat jelas, di antaranya berasal dari sejumlah tempat di Flotim daratan, Adonara, Lembata, dan Manggarai. Sebagian besar penduduk Lewoloba bermata pencaharian sebagai petani. Jumlah Pegawai Negeri Sipil pun cukup signifikan di desa ini. Sama seperti sebagian besar penduduk Flores Timur, sektor wirausaha tampak tidak berkembang. Hanya ada beberapa sektor swasta yang hidup, yaitu bengkel kayu dan bengkel kendaraan bermotor.

Pariwisata

Teluk Oka yang memiliki garis pantai yang panjang, indah, dan sejuk cukup menarik minat wisatawan lokal untuk berkunjung ke sana. Air terjun Waibelen, yang juga menjadi sumber air bagi penduduk Lewoloba, sangat menarik untuk dikunjungi.

 

No comments:

Post a Comment