Lewoloba merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Ile Mandiri, kabupaten Flores Timur, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Desa ini merupakan satu dari 8 desa dan kelurahan yang berada di kecamatan Ile Mandiri. Desa ini memiliki kodepos 86211.
Lewoloba memiliki nama tradisional, yaitu "Lewoloba Lama Dike Tanah
Weki Lama Doro". Desa ini berbatasan langsung dengan beberapa desa di
sekitarnya, yaitu Desa Lamawalang (Barat), Desa Lewotala (Timur), dan Desa Wailolong (Utara).
Sejarah
Penduduk Lewoloba merupakan keturunan langsung dari Lia Nurat,
yang tidak lain merupakan penghuni awal (Ile Jadi) Ile Mandiri atau
Gunung Mandiri. Lia Nurat memiliki seorang saudari kandung, Wato Wele,
yang kemudian melahirkan keturunan-keturunan yang menguasai Larantuka
(di sebelah Timur dan Selatan Ile Mandiri). Lia Nurat sendiri kawin
dengan Hadung Boleng dan melahirkan keturunan-keturunan yang saat ini
menetap di daerah Keba Baipito, yaitu tujuh kampung yang menghuni bagian
Barat dan Utara Ile Mandiri. Lia Nurat dan Hadung Boleng melahirkan
tujuh anak. Anak sulungnya bernama Belawa Burak. Belawa Burak mengawini
Nini Dadja dan melahirkan keturunan yang saat ini menghuni Desa
Lewoloba. Alkisah Belawa Burak pernah menjadi panglima dalam sebuah
perang di Adonara dan meninggal dalam peperangan tersebut. Dia terbunuh
ketika dirinya ditikam dengan sebilah bambu yang tajam. Dengan cara yang
magis, jasad Belawa Burak kemudian "menyatu" dengan alam. Darahnya
menjadi sumber mata air. Tubuhnya menjadi batu dan pasir. Bambu yang
dipakai untuk menikamnya kemudian bertumbuh lebat di daerah tersebut.
Pada tahun 2010, dibawah kepemimpinan Kepala Desa Yohanes Lewa Doren, jasad Belawa Burak yang telah berbentuk material alam ini dibawah ke Lewoloba dan disemayamkan dalam sebuah korke (Rumah Adat Lamaholot) melalui suatu acara adat yang meriah. Pada tahun 1979, sebuah bencana besar melanda Larantuka.
Lewoloba pun terkena dampak dari banjir ini. Banjir ini menelan sangat
banyak korban jiwa dan harta benda. Penduduk Desa Lewoloba akhirnya
mencari pemukiman yang baru. Sebagian besarnya berpindah ke bekas
kebunnya, dan membangun sebuah pemukiman baru yang saat ini bernama Desa
Lewoloba. Sejumlah penduduk Lewoloba berpindah ke Desa Bokang, yang sekarang ini berada di wilayah Kecamatan Lato. Sejumlah kecil penduduk Lewoloba kemudian berpindah ke Balela, Lohayong, Weri, dan beberapa daerah lain di Larantuka.
Budaya
Lewoloba merupakan satu bagian dari rumpun masyarakat adat Lamaholot.
Kegiatan adatnya berpusat di sebuah korke, yang berada di tengah
kampung. Ada beberapa suku besar yang menetap di Lewoloba, yaitu Lewo
Doren, Lewo Nuhan, Mela Hurint, Ama Koten, dan Ama Kelen. Masing-masing
suku telah memiliki perannya sendiri dalam setiap acara adat yang
diadakan. Setiap dua tahun sekali diadakan sebuah acara adat yang
dikhususkan bagi penghormatan nenek moyang, yaitu Helok Korke. Adat juga
tampak sangat menonjol dalam acara perkawinan dan kematian.
Pendidikan
Beberapa lembaga pendidikan dari berbagai tingkat pendidikan diselenggarakan di Lewoloba, antara lain PAUD Lia Nurat, TKK Hadung Boleng, SDK Lewoloba, SMP Negeri 2 Larantuka, dan SMK Lamaholot.
Keberadaan sejumlah sekolah di Lewoloba telah menjadikannya sebagai
pusat pendidikan dan barometer pendidikan di Kecamatan Ile Mandiri.
Sejumlah lembaga pendidikan yang terselenggara di Lewoloba telah menarik
minat siswa dari berbagai daerah di Kabupaten Flores Timur.
Demografi
Sebagian besar penduduk Lewoloba adalah penduduk asli setempat.
Perkembangan di sektor pendidikan turut mengubah struktur demografi
Lewoloba. Arus pendatang cukup terlihat jelas, di antaranya berasal dari
sejumlah tempat di Flotim daratan, Adonara, Lembata, dan Manggarai.
Sebagian besar penduduk Lewoloba bermata pencaharian sebagai petani.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil pun cukup signifikan di desa ini. Sama
seperti sebagian besar penduduk Flores Timur, sektor wirausaha tampak tidak berkembang. Hanya ada beberapa sektor swasta yang hidup, yaitu bengkel kayu dan bengkel kendaraan bermotor.
Pariwisata
Teluk Oka yang memiliki garis pantai yang panjang, indah, dan sejuk
cukup menarik minat wisatawan lokal untuk berkunjung ke sana. Air terjun
Waibelen, yang juga menjadi sumber air bagi penduduk Lewoloba, sangat
menarik untuk dikunjungi.
No comments:
Post a Comment