Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin menegaskan rencana pembukaan cabang di Singapura tidak untuk mengincar pasar non-nasabah Indonesia di Singapura.
"Kami bukan mengejar penduduk maupun perusahaan Singapura, tapi penduduk dan perusahaan Indonesia yang memiliki dana di sana," katanya saat ditemui di kantornya, Senin, 12 Agustus 2013.
Budi mengungkapkan, dana milik penduduk Indonesia di Singapura baik nasabah perorangan maupun perusahaan mencapai lebih dari Rp 1600 triliun atau setara dengan nilai APBN Indonesia 2013. Potensi kelolaan dana yang besar itu menurutnya harus diambil karena likuiditas perbankan nasional yang semakin ketat.
Ia melanjutkan, loan to deposit ratio perbankan Indonesia saat ini tercatat di kisaran 85-86 persen. Sementara di luar negeri LDR mencapai 95 persen.
"Tanpa ambil itu, likuiditas perbankan akan semakin ketat sehingga nanti pertumbuhan kredit bisa stagnan karena tidak ada dana untuk biayai pelaku usaha,"katanya.
Untuk diketahui, saat ini Bank Mandiri masih menanti ijin beroperasi dari otoritas moneter Singapura (MAS) untuk membuka cabang di sana. Bank Mandiri juga menekankan MAS untuk menerapkan prinsip resiprokal atau kesetaraan seperti yang sudah diberikan kepada bank asing yang ekspansi ke Indonesia.
No comments:
Post a Comment