"Secara pribadi saya sependapat dengan Pak Denny. Arogansi TNI, apalagi Kopassus, masih sangat nyata dan kentara. Mereka sangat berkepentingan dan sangat terkait dengan kasus ini, mengingat korban penganiayaan oleh keempat tersangka (yang kemudian tewas secara mengenaskan itu) adalah anggota TNI. Siapa lagi kalau bukan mereka. Mereka terlihat sudah merencanakan pembalasan dendam, dengan memilih empat orang dari sekian banyak penghuni Lapas Sleman. Sekiranya teroris yang kita sangkakan sebagai pelakunya, mungkin seluruh penghuni Lapas akan dihabisi. Dengan kasus ini kita mendapatkan kesan, bahwa TNI yang kita harapkan dapat menjadi teladan dalam penegakan hukum ternyata tidak dapat dipercaya karena memberikan contoh yang buruk. Jika kasus ini sudah ditangani kepolisian, seharusnya TNI menyerahkan prosesnya kepada kepolisian, bukan malah menghabisi tersangka karena merasa berkuasa melakukan apa saja karena ada senjata, granat, dan skill perang yang dimilikinya. Pada akhirnya mari kita mendoakan keempat korban yang tewas di Lapas Sleman, kiranya arwah mereka diampuni dan layak mendapatkan tempat di sisi Tuhan."
JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku penyerangan terhadap Lembaga Pemasyarakatan Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3/2013) dini hari tadi diduga terkait dengan jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI). Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Denny Indrayana mengungkapkan dugaan tersebut.
“Adalah salah satu dugaan ini terkait dengan jajaran di TNI pelakunya,” kata Denny di Jakarta, Sabtu. Dugaan ini muncul setelah melihat empat tahanan korban penyerangan yang ternyata merupakan pelaku penganiayaan terhadap anggota TNI AD Kesatuan Kopassus Kandang Menjangan, Kartosuro, Solo, Sersan Satu Santoso.
JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku penyerangan terhadap Lembaga Pemasyarakatan Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3/2013) dini hari tadi diduga terkait dengan jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI). Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Denny Indrayana mengungkapkan dugaan tersebut.
“Adalah salah satu dugaan ini terkait dengan jajaran di TNI pelakunya,” kata Denny di Jakarta, Sabtu. Dugaan ini muncul setelah melihat empat tahanan korban penyerangan yang ternyata merupakan pelaku penganiayaan terhadap anggota TNI AD Kesatuan Kopassus Kandang Menjangan, Kartosuro, Solo, Sersan Satu Santoso.
Menurut
Denny, insiden penganiayaan terhadap anggota TNI itulah yang mungkin
melatarbelakangi penyerangan di Lapas Sleman dini hari tadi. “Karena
insiden sebelumnya yang melatarbelakangi, ada anggota Kopassus meninggal
sehingga ada yang mengarah ke sana,” ujar Denny.
Untuk itulah,
lanjutnya Kemenetrian Hukum dan HAM selaku pengelola Lapas,
berkoordinasi dengan TNI agar tidak masalah ini tidak meluas. “Tentu
saja langkah antisipasi perlu dilakukan agar eskalasinya tidak melebar
ke mana-mana, koordinasi dengan TNI adalah langkah normal,” ucap Denny.
Meskipun
demikian, Denny menegaskan, dugaan tersebut belum tentu benar. Masih
diperlukan investigasi yang menyeluruh dan cepat untuk menemukan siapa
pelaku penyerangan di Lapas tersebut. “Tidak bisa dijastifikasi atau
dipastikan ini pelakunya TNI,” ujar Denny.
Sejau
ini, Kemenhuk dan HAM bekerja sama dengan TNI dan Kepolisian, masih
melakukan pendalaman di lapangan. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Amir Syamsuddin sudah berada di lokasi kejadian sejak pagi tadi.
Secara
terpisah, Panglima Kodam IV/ Diponegoro Mayjen TNI Hardiono Saroso
membantah prajurit TNI terlibat penyerangan Lapas Sleman.
"Bukan
dari prajurit TNI, tidak ada prajurit yang terlibat. Saya bertanggung
jawab penuh sebagai Pangdam IV/Diponegoro," katanya seusai upacara
penutupan Dikmaba TNI AD Tahap I TA 2012 di Kodam IV/Diponegoro di
Lapangan Rindam, Magelang, Sabtu pagi.
Seperti diketahui,
penyerangan di Lapas Sleman menewaskan empat tahanan. Keempat tahanan
itu merupakan pelaku penganiayaan terhadap anggota TNI AD Kesatuan
Kopassus Kandang Menjangan, Kartosuro, Solo, Sersan Satu Santoso. Akibat
penganiayaan di Hugo Café tersebut, Santoso meninggal beberapa waktu
lalu.
Salah satu dari empat tahanan tersebut, yakni
Yohanes Juan Manbait atau Juan merupakan anggota Polrestabes
Yogyakarta. Ketiga tahanan lainnya adalah Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu,
Adrianus Candra Galaja, dan Hendrik Angel Sahetapi alias Deki.
Penyerangan
di Lapas Cebongan ini berawal saat sekelompok orang bersenjata dan
bertopeng memaksa masuk ke dalam Lapas melalui pintu portir dengan
mendongkan senjata. Kelompok orang tak dikenal itu mencari kamar empat
tahanan tersebut. Setelah menemukan kamar empat tahanan pelaku
penganiayaan itu, kelompok bertopeng ini langsung menembak empat tahanan
tersebut hingga tewas.
Aksi mereka pun melukai
sedikitnya delapan petugas keamanan dan merusak CCTV di Lapas. Menurut
informasi dari Humas Ditjen Pemasyarakatan, petugas yang luka di
antaranya, Widiatmana dengan pangkat III/a, mengalami luka di dagu,
serta Supratikno pangkat II/c yang luka di mata sebelah kanan. Adapun
biaya pengobatan petugas Lapas akan ditanggung pihak Kemenkum HAM.
Editor : Hindra
No comments:
Post a Comment