Monday, December 16, 2013

Ratusan Overstayer Terlantar di Arab Saudi

Ratusan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang melebihi izin tinggal (Overstayer) terlantar di Tarhil Shumaysi, Arab Saudi. Para TKI itu dipaksa untuk segera hengkang dari Tarhil Shumaysi.

Demikian disampaikan Anggota Komisi IX DPR, Rieke Diah Pitaloka melalui pesan singkat yang diterima INILAH.COM, Jakarta, Minggu (15/12/2013). Menurutnya, 200 orang TKI yang sudah memiliki exit dikeluarkan dari Tarhil Shumaysi, Sabtu (14/12/2013).

"200 TKI Overstayer sudah dapat exit permit diusir Saudi dari Tarhil Shumaysi, Pemerintah SBY jangan buang body. Saat ini di Tarhil Shumaysi (Karantina Imigrasi) terdapat 343 anak-anak dan balita, 647 wanita, 977 pria," kata Rieke.

Menurutnya, para TKI itu dibawa dari Tarhil Shumaysi karena sudah berhasil mengurus izin keluar. Di lapangan Matar Gadim hingga sekarang tidak sampai 100 TKI terdapat balita/anak-anak sebanyak 23 orang.

"Mereka dibawa ke Matar Gadim, oleh pihak Jawazat Tarhil Shumaysi dengan maksud disuruh beli tiket sendiri," kata politikus PDIP itu.

Lanjut Rieke, pembelian tiket atau biaya deportasi adalah tanggungjawab negara yang bersangkutan. Namun, pihak Saudi menyuruh para TKI untuk beli tiket sendiri dengan alasan mereka berstatus umrah.

"Dalam praktek internasional biaya deportasi menjadi tanggungjawab pihak yang mendeportasi," tegasnya.[jat]

Sumber: Inilah.com

Thursday, November 28, 2013

BI: Idealnya, Defisit "Current Account" 1,7 Persen


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia menilai dalam kondisi perekonomian saat ini idealnya defisit di neraca transaksi berjalan (current acount) ada di level 1,7 persen. Diakui surplus neraca akan sulit terjadi tetapi neraca tersebut diharapkan setidaknya bersifat sustainable dan tak semata memburu angka pertumbuhan ekonomi.
"Kami mengharapkan yang sustainable itu (defisit) current account antara 0,25 persen sampai 2,5 persen. BI melihat (defisit tahun ini) sampai 1,7 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, di sela acara Kompas 100 CEO, Rabu (27/11/2013).
Sebelumnya, dalam forum yang dihadiri para ekonom, politisi, dan sejumlah menteri itu, Agus mengatakan Indonesia perlu memberikan ruang defisit. Namun, ujar dia, defisit itu perlu diarahkan ke level yang lebih sustainable.
Saat ini defisit neraca transaksi berjalan masih di atas 3 persen. Meski demikian, Agus mengatakan sudah ada kemajuan besar dari capaian angka itu. "Defisit 3,8 persen ini kemajuan yang bagus dibanding 4,4 persen (pada triwulan lalu)," kata dia.
Agus pun mengatakan nominal defisit sebesar 8,4 miliar dollar saat ini dibandingkan 9,8 miliar dollar pada triwulan lalu juga kentara memperlihatkan upaya perbaikan telah dilakukan. Namun, ujar dia, tetap saja itu angka yang besar.
Apalagi nilai total defisit masih mencapai 32 miliar dollar AS. "Dibandingkan (nilai defisit) 24 miliar dollar AS (pada tahun lalu), terjadi peningkatan," ujar Agus.
Untuk merealisasikan target defisit 1,7 persen pada neraca transaksi berjalan, kata Agus, Indonesia perlu memastikan masuknya lebih banyak investasi bersifat permanen atau jangka panjang. Misalnya, sebut dia, investasi asing langsung (FDI) dan industri dari hulu ke hilir dengan orientasi ekspor.
"(Penanganan) CAD (current account deficit) ini tidak boleh ditunda lagi. Ini Indonesia sedang bertransisi dari lower middle income country ke upper middle country," papar Agus.  Dalam fase transisi ini, ujar dia, ekspansi kelas menengah akan berlanjut dan semakin besar. "Permintaan barang dan jasa juga akan lebih beragam."
Di sisi lain, kata Agus, Indonesia perlu mengendalikan impor yang tidak prioritas. Neraca transaksi berjalan, kata Agus, harus diakui sangat sulit surplus sekarang. Namun, tegas dia, setidaknya neraca tersebut sustainabe. "Stability over growth. Agar tidak terjadi pertumbuhan ekonomi seperti negara lain (yang) sekarang tinggi sekali, tapi besok jatuh," papar dia.
Penulis: Estu Suryowati

Wednesday, November 20, 2013

Mutasi Pejabat NTT, Hanya Gubernur dan Tuhan Yang Tahu


Tiga anggota DPRD NTT, Somi Pandie, Gabriel Beri Binna dan Anwar Pua Geno,  mendesak Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, segera melakukan mutasi pejabat di lingkup Pemerintah Propinsi (Pemprop) NTT. Bahkan karena belum tahu kapan jadwal pastinya, Anwar Pua Geno mengatakan, "Hanya Tuhan dan Gubrnur NTT yang tahu."
Desakan anggota DPRD NTT ini disampaikan  dalam rapat paripurna DPRD NTT usai Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, membacakan nota pengantar keuangan di ruang rapat utama DPRD NTT, Senin (18/11/2013).
Menurut Gabriel Beri Binna, yang juga Ketua Komisi A DPRD NTT, mutasi pejabat tidak harus dilakukan serentak. Namun, lanjutnya, jika ada yang sudah final harus segera dilakukan tanpa harus menunggu ditetapkannya beberapa usulan pembentukan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) baru.  Apalagi, kata Beri Binna, jabatan yang lowong hingga saat ini mencapai 100 lebih.
"Mutasi ini tidak bisa dipaksakan untuk dilakukan secara berjamaah. Jika ada yang sudah, bisa segera dilakukan," pintanya.
Anggota DPRD NTT lainnya, Anwar Pua Geno, mengatakan, saat ini telah memasuki masa sidang pembahasan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun 2014 yang membutuhkan keseriusan dan keseimbangan dari eksekutif, terutama dalam pembahasan rancangan peraturan daerah karena itu, diminta agar mutasi segera dilakukan.
"Mengingat banyaknya jabatan pimpinan SKPD yang lowong dan ada pejabat yang merangkap sampai tujuh jabatan.  Kami melihat berbagai agenda pemerintah, terutama ranperda yang akan dibahas dalam masa sidang ini, butuh keseriusan dan keseimbangan karena kami melihat ada ketimpangan,"  ujarnya.
Anwar Pua Geno dalam rapat paripurna itu mempertanyakan pernyataan Sekretaris Daerah (Sekda) NTT, Frans Salem, yang diberitakan media massa bahwa mutasi akan dilakukan sebelum pembahasan APBD tahun 2014.  Pernyataan Sekda ini tentu sangat kontradiktif dengan kenyataan karena hingga masa sidang pembahasan APBD 2014, mutasi belum dilakukan.
Karena itu kepada gubernur, Anwar mengatakan bahwa mutasi segera dilakukan mengingat banyaknya jabatan yang lowong serta sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat. "Hari-hari ini kami melihat soal mutasi hanya Tuhan dan Pak Gubernur yang tahu. Sebelumnya sekda sudah janjikan mutasi sebelum pembahasan APBD 2014. Kami minta agar mutasi ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik. Kalau bisa tiga hari atau satu minggu ke depan sudah dilakukan mutasi," tegas Anwar.
Anggota DPRD NTT lainnya, Somi Pandie, mengatakan,  selama masa sidang pembahasan APBD Propinsi tahun 2014 ini agar tidak ada pimpinan SKPD yang keluar daerah. Desakan tiga anggota DPRD ini tidak ditanggapi oleh Gubernur NTT karena tidak diberi kesempatan oleh pimpinan rapat paripurna, Ibrahim Agustinus Medah. (roy)

Thursday, October 17, 2013

Pemkab Flotim Sdh Penuhi Syarat Usulan DOB Adonara


LARANTUKA, FBC-Kepala Bagian Pemerintahan Sekda Flores Timur, Yakobus Arakian, mengatakan segala kelengkapan dan persyaratan untuk pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Adonara sudah terpenuhi sesuai dengan PP No.78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah.
Pernyataan Yakobus Arakian ini menjawab pertanyaan FBC, di Larantuka, Jumat (4/10), terkait dengan kesiapan Pemkab Flores Timur dalam mendorong percepatan otonomi Adonara.
Dikatakan Arkian, demi terpenuhinya syarat-syarat sebagaimana ketentuan PP Nomor 78 Tahun 2007, Bupati Flores Timurtelah mengeluarkan 7 Keputusan Bupati, sementara DPRD Flores Timur mengeluarkan 6 keputusan. Selain itu Gubernur dan DPRD NTT juga sudah mengeluarkan keputusan terkait DOB Adonara.
Keputusan Bupati Flotim itu terdiri dari: 1) Nomor 135 Tahun 2010 tentang Persetujuan Nama Calon Kabupaten; 2) Nomor 112 Tahun 2010 tentang Persetujuan Pembentukan Kabupaten Adonara; 3) Nomor 114 Tahun 2010 tentang Lokasi Ibu Kota Calon Kabupaten Adonara; 4) Nomor 113 Tahun 2010 tentang Cakupan Wilayah Calon Kabupaten Adonara;
Bupati juga mengeluarkan keputusan terkait dengan dukungan dana, dan pengaturan asset daerah seperti keputusan Bupati Nomor 115 Tahun 2010 tentang Dukungan Dana Untuk Calon Kabupaten Adonara. Sebesar Rp. 50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah) untuk 2 (dua) tahun berturut-turut sejak diresmikan Adonara menjadi kabupaten. Dengan rincian Rp. 22.500.000.000,-/tahun untuk penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan, serta Rp. 2.500.000.000/tahun untuk biaya Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Pertama. Keputusan Bupati Nomor 132 Tahun 2010 tentang Persetujuan Penyerahan Kekayaan Daerah yang Dikuasai; 7) Nomor 131 Tahun 2010 tentang Persetujuan Penyerahan Sarana dan Prasarana Perkantoran Kepada Calon Kabupaten Adonara,”jelasnya.
Sementara itu menurutnya, keputusan DPRD Flotim meliputi: 1) Nomor: 7.a/DPRD.KAB/FLT/2010 tentang Nama Calon Kabupaten Adonara; 2) Nomor 4/DPRD.KAB/FLT/2010 tentang Lokasi Ibu Kota Kabupaten Adonara; 3) Nomor 3/DPRD.KAB/FLT/2010 tentang Cakupan Wilayah Kabupaten Adonara; 4) Nomor 5/DPRD.KAB/FLT/2010 tentang Dukungan Dana Untuk Calon Kabupaten Adonara; 5) Nomor 7/DPRD.KAB/FLT/2010 tentang Persetujuan Penyerahan Kekayaan Daerah Yang Dimiliki atau Yang Dikuasai Kabupaten Adonara; 7) Nomor 6/DPRD.KAB/FLT/2010 tentang Persetujuan Penyerahan Sarana dan Prasarana Perkantoran Kepada Kabupaten Adonara.
“Selain dokumen kelengkapan diatas, juga disertakan Peta terbaru Kabupaten Flotim dan calon Kabupaten Adonara hasil kerjasama Pemda Flotim dengan Bakorsutanal tahun 2008 – 2009 dengan biaya sebesar Rp. 180.000.000,” jelasnya.
Dijelaskan Arkian , selain keputusan Bupati dan DPRD Flores Timur, Gubernur dan DPRD NTT masing-masing mengeluarkan 3 Keputusan, yaitu 1) Keputusan Gubernur NTT Nomor 278/KEP/HK/2010 tentang Persetujuan Pemberian Bantuan Dana Untuk Mendukung Penyelenggaraan Pemerintahan Calon Kabupaten Adonara Untuk Jangka Waktu Paling Kurang 2 (Dua) Tahun Berturut-turut Terhitung Sejak Peresmian Sebagai Kabupaten Adonara di Provinsi NTT. Yang menurut keputusan ini sebesar Rp. 3.000.000.000,- ( tiga miliar rupiah); 2) Keputusan Gubernur NTT Nomor 279/KEP/HK/2010 tentang Persetujuan Pemberian Dukungan Dana Dalam Rangka Membiayai Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Untuk Pertama Kali Di Kabupaten Adonara Provinsi NTT. Sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua miliar rupiah); dan 3) Keputusan Gubernur NTT Nomor 280/KEP/HK/2010 tentang Persetujuan Nama Calon Kabupaten Adonara, Cakupan Wilayah Calon Kabupaten Adonara Dan Calon Ibu Kota Kabupaten Adonara di Provinsi NTT.
Sedangkan Keputusan-keputusan DPRD NTT yakni: 1) Nomor 8/DPRD/2010 tentang Persetujuan Nama Calon Kabupaten Adonara, Cakupan Wilayah Calon Kabupaten Adonara Dan Calon Ibu Kota Kabupaten Adonara di Provinsi NTT;m 2) Nomor 9/DPRD/2010 tentang Persetujuan Pemberian Bantuan Dana Untuk Mendukung Penyelenggaraan Pemerintahan Calon Kabupaten Adonara Untuk Jangka Waktu Paling Kurang 2 (Dua) Tahun Berturut-turut Terhitung Sejak Peresmian Sebagai Kabupaten Adonara di Provinsi NTT;m dan 3) Nomor 10/DPRD/2010 tentang Persetujuan Pemberian Dukungan Dana Dalam Rangka Membiayai Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Pertama Kali Di Kabupaten Adonara Provinsi NTT.
Masih menurut Arakian, seluruh dokumen ini diserahkan oleh Pemkab Flores Timur pada tanggal 19 Agustus 2010, oleh Penjabat Bupati Flores Timur, Muhammad Wongso, Ketua DPRD Flotim, Marius Payong Paty, Kabag Pemerintahan, Ramli Lamanepa, Kasubag Pemerintahan Umum, Yakobus Arakian, dan beberapa anggota Panitia Persiapan Adonara Kabupaten (PPAK) kepada DPR RI, DPD RI, dan Kementerian Dalam Negeri pada hari yang bersamaan.
“Memang perjuangan Adonara Kabupaten sempat tertunda terkait dengan moratorium dari pemerintah. Tetapi bahwa lembaga perwakilan adalah lembaga politik dan memiliki hak inisiatif dalam mengajukan undang-undang. Karena itu, peluang ini yang dipakai,” terang Arakian.
Arakian menambahkan, pada tanggal 23 September 2013, bersama dengan Asisten I SEKDA Flotim, Abdur Rasak Jakra, Kasubag Pemerintahan Umum, Gabriel Oleona, dengan Staf ahli Komisi II DPR RI, telah membuat Draft Rancangan UU Kabupaten Adonara, di Jakarta. “Secara aturan, semua telah final. Sehingga jika tidak ada halangan yang berarti, rekomendasi dari DPD RI yang diserahkan kepada Komisi II DPR RI, segera dibahas,” jelasnya.
Dalam Waktu Dekat
Bupati Flotim, Yoseph Lagadoni Herin, melalui pesan singkatnya kepada FBC, Senin, (7/10), menyampaikan bahwa Paripurna DPD RI sudah menetapkan Adonara sebagai salah satu calon DOB yang akan dibentuk. Menurut Bupati Yosni, selepas Paripurna DPD RI (01/10), lanjut Lagadoni, bahwa dirinya dan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, berkesempatan bertemu dengan Ketua Panja Pemekaran DOB Non Papua Komisi II DPR RI, Arif Wibowo, dari Fraksi PDIP, di ruang Rapat Fraksi PDIP DPR RI.
Saat FBC menanyakan, apakah sebelum Pemilihan Umum Legislatif 2014 DOB Adonara sudah terbentuk, Yosni, hanya mengatakan doakan saja, mudah-mudahan dalam waktu dekat.
Seperti diberitakan sebelumnya, Senin (01/10), dalam Rapat Paripurna DPD RI telah merekomendasikan Adonara di Kabupaten Flores Timur (Flotim) sudah sangat layak menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB) bersamaan dengan 3 (tiga) daerah lainnya, yaitu: Kabupaten Tayam dimekarkan dari induknya Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Simalumung Hataran pisah dari induknya Kabupaten Simalumung Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Lembak dari induknya kabupaten Rejak Lebong Provinsi Bengkulu.
Rapat yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPD RI, G. K. Ratu Hemas, selain dihadiri oleh Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, dari Pemda Flores Timur hadir diantaranya: Bupati Flores Timur, Yoseph Lagadoni Herin, Sekda Flotim, Anton Tonce Matutina, Kabag Pemerintahan SEKDA Flotim, Yakobus Arakian, Kasubag Pengembangan Otonomi Daerah, Saverianus Nobo Lian dan 19 anggota DPRD Flotim dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD, Theodorus Wungubelen. Disamping itu juga hadir Ketua Panitia Persiapan Adonara Kabupaten, Domi Rasawati dan tokoh-tokoh Adonara yang berdomisili di Jakarta. Diantaranya, B. L. Mandiri, Max Boli Sabon, dan Edu Hena.(Kico)

Saturday, October 12, 2013

Mari Satukan Hati Tuk Bangun Lewoloba

Tepat tanggal 20 September 2013, salah satu putera terbaik Lewoloba, Fransiskus Roy Hurint akhirnya dilantik menjadi Kepala Desa Lewoloba. Beliau menggantikan Bapak Yohanes Lewa Doren yang telah purna bakti. Suksesi kepemimpinan Desa yang terletak 8 km dr Kota Larantuka ini terbilang alot. Ketegangan selama tahapan pemilihan belum sepenuhnya diredam. Sebelumnya, Fransiskus Roy Hurint berkompeitisi dengan Yosep Ratu Doren untuk merebut posisi Kepala Desa Lewoloba.
Ada beberapa persoalan yang saya perhatikan menjelang pelantikan dan pada hari pelantikan kepala desa. Persoalan Pertama adalah ketidakpastian tanggal pelantikan. Semula, direncanakan pelantikan akan dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2013, namun pada akhirnya berlangsung pada tanggal 20 bulan berikutnya. Masa transisi yang lama menimbulkan keresahan dan penilaian yang macam-macam di kalangan masyarakat. Bahkan ada sekelompok masyarakat yang menilai bahwa penundaan yang lama itu sengaja dilakukan oleh pihak tertentu untuk menghambat suksesi kepemimpinan. Dugaan-dugaan itu segera ditepis dengan keluarnya SK Pengangkatan Bupati Flores Timur yang diikuti dengan kepastian tanggal pelantikan.
Persoalan kedua berkaitan dengan ritual adat pelantikan. "Nugo Balik", tusukan sate yang pernah dikembalikan oleh bapa suku Mela Hurint, dipersoalkan oleh tokoh-tokoh adat. Nugo yang melambangkan persatuan adat yang dikembalikan tersebut dipandang sebagai suatu kesalahan adat yang harus dipulihkan jika Kepala Desa terpilih berkehendak untuk diurapi secara adat. Persoalan ini tidak dituntaskan sampai pada saat pelantikan, sehingga Kades baru tidak diurapi secara adat.
Persoalan ketiga muncul pada saat pelantikan. Suasana "panas" sudah mulai terjadi selama proses perarakan Kepala Desa terpilih dari rumahnya menuju ke Balai Desa Lewoloba. Sejumlah ibu-ibu dari suku Mela Hurint meneriaki lawan politik Kades terpilih dengan nada yang keras dan lantang. Mereka seolah tidak menerima berbagai perlakuan yang tidak layak yang ditujukan kepada saudara mereka, termasuk persoalan tidak di-adat-kannya Kepala Desa terpilih. Ketegangan berlanjut sampai kepada acara santap siang. Penyajian daging "RW" sebagai salah satu menu dianggap sebagai penghinaan, karena daging tersebut identik dengan suasana yang panas. Dalam sambutannya, Kepala Desa baru pun mengajak tetamu undangan yang ada untuk makan bersama di kediamannya.
Ada beberapa persoalan lagi yang menuntut adanya penyelesaian yang tuntas. Tetapi saya membatasi diri untuk hanya menuliskan sebagian saja dari banyaknya persoalan yang ada.
Tulisan ini tidak bertendensi untuk memihak kepada satu kelompok dan memojokkan kelompok lainnya. Ini adalah ungkapan keprihatinan golongan muda atas berbagai kekisruan dan ketegangam yang terjadi. Kini pemimpin kita sudah ada, tak ada gunanya lagi kita memposisikan diri sebagai lawan pemerintah. Terlalu riskan bagi kita untuk tetap bertahan sebagai lawan selama kurang lebih 6 tahun ke depan. Alangkah baiknya bagi kita untuk bersatu dan membangun Lewotanah tercinta, Lewoloba. Semoga demikian. Salam.

Sunday, September 8, 2013

Demi Perdamaian di Suriah, Paus Fransiskus Ajak Umat Berpuasa dan Berpantang

Paus Fransiskus mengajak sekitar 1,2 miliar warga Katolik, berikut semua umat Kristiani dunia, berdoa, berpuasa, dan berpantang selama sehari penuh pada Sabtu (7/9/2013) untuk perdamaian di Suriah. Ajakan itu juga untuk menentang intervensi militer apa pun terhadap Suriah.

Catatan AP hari ini menunjukkan kalau ajakan itu mendapat sambutan di berbagai belahan dunia. Sementara itu, menurut rencana, Paus Fransiskus sendiri memimpin misa di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, untuk mewujudkan ajakan tersebut.

Pada bagian lain, Pemimpin Besar Sunni Suriah Badredin Hassoun menanggapi ajakan Paus Fransiskus itu. Ia bahkan sudah meminta semua warga Suriah untuk bersama-sama berdoa sesuai permohonan tersebut.

Bak gayung bersambut, ajakan Paus Fransiskus juga mendapatkan reaksi positif dari Pemimpin Gereja Katolik Ortodoks. "Saya mendukung ajakan Paus Fransiskus," kata Patriakh Gereja Katolik Ortodoks Konstantinopel Bartholomeus I.

Tak cuma itu, warga di Kota Asisi, Spanyol, sudah mengibarkan sebuah bendera perdamaian ukuran raksasa. Asisi adalah kota kelahiran Santo Fransiskus. Nama tersebut menjadi nama resmi pemimpin Gereja Katolik yang terpilih pada Maret silam.

Sementara itu, di media sosial, mobilisasi besar-besaran untuk melaksanakan doa, berpantang, dan berpuasa bagi umat Katolik juga terjadi. Pada perayaan misa Sabtu, topik perdamaian di Suriah dan penentangan intervensi militer asing menjadi topik homili atau khotbah misa di seluruh dunia.

Monday, September 2, 2013

Profesor Soetandyo Wignyosoebroto Berpulang


Selamat Jalan Prof. Kami senantiasa mendoakanmu, dan semoga engkau mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya.
Profesor Soetandyo Wignyosoebroto meninggal dunia pada usia 81 tahun, Senin (2/9/2013) pagi di Semarang.
Kabar duka tersebut diterima Kompas.com dari anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Ali Masykur Musa yang merupakan salah satu muridnya.
"Prof Soetandyo adalah ilmuwan di bidang sosiologi hukum yang terkemuka. Pendapatnya selalu menjadi rujukan ilmuwan lainnya, khususnya pemerintah dalam menciptakan keteraturan sosial (social order)," kata Ali Masykur Musa.
Menurutnya, almarhum selalu memadukan ilmu Administrasi, Sosiologi, dan Hukum sebagai basis pengembangan ilmu-ilmu sosial. Hidupnya didedikasikan pada pengembangan ilmu, membantu terciptanya tatanan sosial yang teratur, dan menciptakan good governance. "Sudah sepatutnya kita merasa kehilangan ilmuwan besar dan sejati," tambahnya.
Prof Soetandyo selama ini dikenal sebagai salah satu pendiri FISIP Unair dan menjadi dekan pertama di sana. Ia juga menjadi Guru Besar Sosiologi Unair dan mantan Anggota Komnas HAM. Tahun 2011, ia meraih penghargaan sebagai Pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) berupa Yap Thiam Hien Award.

Wednesday, August 14, 2013

Ya Ampun, Kepala SKK Migas Tertangkap Tangan Menerima Suap

Nick Doren - Lewoloba

Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap tangan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Rudi Rubiandini, Rabu dini hari 14 Agustus 2013. KPK menduga Rudi menerima suap US$700 ribu dari perusahaan migas, PT Kernel Oil.

Rudi Rubiandini lahir di Tasikmalaya, 9 Februari 1962. Awal karier Rudi Rubiandini dimulai di perguruan tinggi pada 1985 sebagai dosen pada Jurusan Teknik Perminyakan ITB. Rudi kemudian melanjutkan pendidikan hingga meraih gelar Doctor of Engineering Bidang Teknik Perminyakan dari Technische Universitaet Clausthal Jerman pada 1991.

Ia juga menjadi Guru Besar ITB Bidang Teknik Minyak dan Gas Bumi. Selama menjadi dosen ITB, Rudi juga bekerja sebagai konsultan teknis pengeboran migas Indonesia dan proyek pengembangan lapangan KKKS. Rudi dikenal ahli dalam mematikan semburan pada beberapa sumur migas yang sedang blow-out. Pekerjaan itu tentu menerima bayaran tinggi karena butuh keahlian yang juga tinggi.

Rudi bergabung di SKK Migas atau dulu bernama Badan Pelaksana Hulu Kegiatan Minyak dan Gas (BP Migas) pada 2009 sebagai penasihat ahli kepala BP Migas. Lalu, pada 2010, ia dipindah menjadi sekretaris perusahaan BP Migas. Kariernya melejit pada 2011 ketika diangkat sebagai Deputi Pengendalian Operasi BP Migas.

Potong birokrasi

Pada 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengangkat Rudi sebagai Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menggantikan almarhum Widjajono Partowidagdo.

November 2012, ketika Mahkamah Konstitusi membubarkan BP Migas karena bertentangan dengan UUD 1945 dan berpotensi melakukan inefisiensi serta penyalahgunaan kekuasaan, Presiden menerbitkan Perpres pembentukan SKK Migas dan menunjuk Rudi Rubiandini sebagai Kepala SKK Migas per 15 Januari 2013.

Sehari sebelum dilantik, kepada VIVAnews, Rudi bertekad akan mengubah pola pikir pegawai SKK Migas secara pelan-pelan dengan memotong jalur birokasi untuk mempercepat proses perizinan. "SKK Migas akan mengurangi masalah mikro, namun bertindak ke arah makro," kata dia.

Rudi bahkan menurunkan anggaran fasilitas SKK Migas mulai dari mobil dinas, tiket pesawat, hingga hotel berbintang sebagai langkah efisiensi. Pada awal Agustus ini, Rudi memberikan contoh langkah penghematan itu dengan mudik menggunakan kereta api ekonomi.

Pada April 2013, Rudi juga diangkat sebagai Komisaris PT Bank Mandiri Tbk. Tujuannya, untuk mendekatkan industri perbankan nasional yang selama ini dikenal jarang mengucurkan kredit di sektor hulu migas.

"Semoga saya dapat memberikan kontribusi maksimum bagi bangsa," kata Rudi Rubiandini empat bulan sebelum ditangkap KPK.

Tuesday, August 13, 2013

Aturan Mobil Murah Akan Digugat

Nick Doren

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) berniat mengajukan gugatan aturan mobil murah dan ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) kepada Mahkamah Agung (MA). Aturan teknis dari penjabaran Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2013 itu diindikasikan bertentangan dengan Undang-undang (UU) Lalu Lintas.
Ketua Pengurus Harian YLKI, Sudaryatmo mengaku keberatan dengan penerbitan aturan mobil murah yang sangat kontraproduktif. Pasalnya, keberadaan mobil murah hanya akan membuat populasi mobil pribadi semakin bertambah.
"Yang dibutuhkan Jakarta bukan mobil murah tapi pembenahan sarana transportasi publik. Keberadaan mobil murah pribadi justru menjadi sumber kemacetan Ibukota," ungkap dia di Jakarta, Senin (12/8).
Terkait penghematan bahan bakar minyak (BBM) pada mobil murah, menurut Sudaryatmo terkesan memaksakan. Jika ingin menghasilkan kendaraan yang ramah lingkungan sebaiknya mobil atau motor langsung didesain menggunakan bahan bakar gas (BBG) dan bukan lagi BBM."Tim hukum kami sedang mengkaji dan mengumpulkan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa PP tersebut bertentangan dengan UU," terang dia.
Lebih jauh Sudaryatmo mengatakan, gugatan bakal dilayangkan setelah proses kajian tersebut tuntas. Sehingga pihaknya belum dapat memastikan kapan gugatan tersebut mulai meluncur ke MA."Jadi tergantung hasil kajian. Kami belum bisa memastikan karena perlu diuji juga karena kami juga tidak ingin menggugat tanpa ada bukti," paparnya.
Jika terbukti PP itu bertentangan dengan UU, dia meminta dengan tegas kepada MA untuk menangguhkan, bahkan membatalkan pelaksanaan PP LCGC. "Kalau benar-benar terbukti, ya kami minta supaya PP mobil murah ditangguhkan atau dibatalkan," tukas Sudaryatmo.
PP Nomor 41 Tahun 2013 sebelumnya telah ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 23 Mei 2013.PP tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan Atas Barang Mewah tersebut memuat ketentuan mengenai pembebasan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) hingga 0% dari harga jual untuk kendaraan bermotor yang termasuk program mobil hemat energi dan harga terjangkau, selain sedan atau station wagon.
Manjakan Industri
Dalam kesempatan sebelumnya  Tulus Abadi memprotes keras terhadap Peraturan Pemerintah (PP) No No. 41/2013 tentang  Regulasi Mobil Murah dan Ramah Lingkungan (LCGC). Aturan ini dinilai banyak cacat dan terlalu memanjakan industri otomotif."Sepintas regulasi ini bagus, dalam konteks pertumbuhan ekonomi, transportasi dan energi. Tapi jika didalami regulasi ini banyak cacatnya," kata Tulus.
Ia menyebutkan, secara paradigmatis PP ini cacat, karena seharusnya yang diberikan insentif adalah pengelola angkutan umum, bukan industri otomotif.Selain itu, dari sisi timing, regulasi ini tidak tepat krn msh buruknya sarana prasarana transportasi umum. "Sebaliknya, regulasi ini bisa diterima jika sistem transportasi di kota-kota besar sudah memadai dan terintegrasi. Regulasi ini terlalu menguntungkan dan memanjakan industri otomotif," katanya.
Sementara dari sisi finansial, lanjut dia, klaim murah juga menyesatkan. "Membohongi konsumen. Apanya yang murah, jika mobil itu dibeli secara kredit harganya mencapai Rp 140 jutaan. Sementara mayoritas konsumen membeli mobil dengan cara kredit/cicil," ujarnya.
YLKI juga mempertanyakan mengenai ramah lingkungan yang diusung mobil murah ini. "Apanya yang ramah lingkungan, jika mobil ini masih menggunakan bbm, dan apalagi bbm bersubsidi? Jadi klaim mobil LCGC adalah klaim yang tidak berdasar," kata Tulus.
Pada akhirnya, sebut Tulus, produk masal mobil LCGC ini justru akan membuat macet kota-kota besar di Indonesia, menjebol APBN karena subsidi BBM akan kian melambung, dan polusi di akan makin memburuk."YLKI menduga dengan kuat PP ini disahkan tanpa koordinasi yang jelas antar kementrian, bahkan aura kolusinya sangat kental. Oleh karena itu, YLKI meminta Pemerintah untuk merevisi total PP tersebut, dan menghentikan rencana produksi mobil LCGC," demikian ungkap Tulus.
Terlepas dari itu, pengembangan LCGC dinilai kian menyurutkan langkah revitalisasi transportasi umum guna mengurangi kemacetan. Selain itu, sambung Tulus, pemerintah juga tidak menjamin bahwa LCGC bakal menggunakan bahan bakar non-subsidi. "Regulasi ini bisa diterima jika sistem transportasi di kota-kota besar sudah memadai dan terintegrasi," kata Tulus.

Bank Mandiri Berencana Bangun Cabang di Singapura Untuk Rebut Ribuan Triliun


Nick Doren
Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin menegaskan rencana pembukaan cabang di Singapura tidak untuk mengincar pasar non-nasabah Indonesia di Singapura. 


"Kami bukan mengejar penduduk maupun perusahaan Singapura, tapi penduduk dan perusahaan Indonesia yang memiliki dana di sana," katanya saat ditemui di kantornya, Senin, 12 Agustus 2013.



Budi mengungkapkan, dana milik penduduk Indonesia di Singapura baik nasabah perorangan maupun perusahaan mencapai lebih dari Rp 1600 triliun atau setara dengan nilai APBN Indonesia 2013. Potensi kelolaan dana yang besar itu menurutnya harus diambil karena likuiditas perbankan nasional yang semakin ketat.



Ia melanjutkan, loan to deposit ratio perbankan Indonesia saat ini tercatat di kisaran 85-86 persen. Sementara di luar negeri LDR mencapai 95 persen.



"Tanpa ambil itu, likuiditas perbankan akan semakin ketat sehingga nanti pertumbuhan kredit bisa stagnan karena tidak ada dana untuk biayai pelaku usaha,"katanya.



Untuk diketahui, saat ini Bank Mandiri masih menanti ijin beroperasi dari otoritas moneter Singapura (MAS) untuk membuka cabang di sana. Bank Mandiri juga menekankan MAS untuk menerapkan prinsip resiprokal atau kesetaraan seperti yang sudah diberikan kepada bank asing yang ekspansi ke Indonesia.

Tuesday, August 6, 2013

Ini Bedanya Racun di Tubuh Orang Kaya dan Orang Miskin


Baham kimia yang terdapat dalam tubuh seseorang bisa menunjukkan kesejahteraan orang tersebut. Karena racun dalam tubuh orang kaya dengan orang miskin berbeda.

Para ilmuwan dari Universitas Exeter menemukan, bahan kimia berbahaya ada dalam semua lapisan masyarakat. Tetapi jenis racunnya sangat tergantung pada kesejahteraan orang itu.

Misalnya, pada orang kaya, bahan kimia yang banyak ditemukan adalah yang dibawa oleh ikan yang mereka konsumsi dan tabir surya yang dipakai.

Sebaliknya pada orang yang kurang beruntung, racun lebih banyak adalah berasal dari rokok.

Hasil itu ditemukan dari data Kesehatan Nasional AS dan Survei Pemeriksaan Gizi. Dr Jessica Tyrrel dan timnya menganalisa kemungkinan kaitan antara status sosial ekonomi seseorang dan tingkat bahan kimia dalam tubuh mereka.

Mereka berharap pada tubuh orang yang miskin akan lebih banyak ditemukan racun. Namun yang terjadi adalah sebaliknya.

"Kami telah menemukan bahwa orang-orang dengan tingkat kehidupan yang baik, perubahan gaya hidup mereka mengubah jenis bahan kimia dalam tubuh mereka, bukannya berkurang,"kata Dr Jessica Tyrrel.

Individu dengan pendapatan yang lebih tinggi memiliki jumlah yang lebih besar jenis racun. Termasuk merkuri kemih, arsen, cesium dan talium.

"Pepatah tua, 'Anda adalah apa yang Anda makan' tampaknya benar ketika menjelaskan beberapa tren yang kita lihat dalam data. Ini tentu sangat mungkin bahwa konsumsi ikan dan kerang yang sebagian bertanggung jawab untuk membangun merkuri, arsen dan talium," kata Dr Tyrrell, seperti dilansir dari dailymail.

Penggunaan tabir surya juga ditemukan menjadi faktor penting dalam akumulasi benzofenon-3. Orang-orang dengan kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi lebih mungkin menggunakan produk yang mengandung bahan kimia.

Saturday, August 3, 2013

Gereja Butuh Peran Orang Muda Katolik, pesan Paus Menutup WYD

Sekitar tiga juta orang tumpah ruah di Pantai Copacabana, Rio de Jeneiro, Brasil untuk menghadiri Misa penutupan Hari Kamu Muda Sedunia (WYD, World Youth Day), yang merupakan perjalanan bersejarah Paus Fransiskus ke benua Amerika tersebut.
Di tengah panggung berwarna putih dan kerumunan massa, Paus Fransiskus pada Minggu menyerukan orang muda Katolik untuk pergi ke luar dan menyebarkan Injil kepada mereka yang tampak jauh dari Tuhan, dan acuh tak acuh”, serta melayani masyarakat terpinggirkan.
“Gereja membutuhkan Anda, antusiasme Anda, kreativitas Anda dan sukacita yang begitu khas dari Anda” orang muda Katolik, katanya.
Hampir sepanjang empat kilometer pinggir pantai Copacabana orang muda Katolik meluapkan kegembiraan mereka dengan mengibarkan bendera-bendera negara mereka masing-masing.
Banyak dari mereka seusai Misa menghabiskan malam di pantai itu, dengan mengadakan pesta sepanjang malam untuk mengakhiri perayaan Hari Kaum Muda Sedunia tersebut.
Vatikan mengatakan lebih dari tiga juta orang menghadiri Misa itu, berdasarkan informasi dari panitia WYD dan pemerintah setempat memperkirakan dua pertiga peserta berasal dari luar Rio de Jeneiro.
Jumlah tersebut jauh lebih banyak dari satu juta pada Hari Pemuda Sedunia terakhir di Madrid tahun 2011 atau 850.000 di Toronto, Kanada  tahun 2002 yang menghadiri Misa penutupan.
Paus Fransikus mengumumkan pada hari Minggu bahwa Hari Kaum Muda Sedunia tahun 2016 akan diselenggarakan di Krakow, Polandia.
Paus menekankan bahwa ia mengandalkan orang muda Katolik untuk menjadi “rasul-rasul misionaris”.
Misa itu dihadiri oleh Presiden Brazil  Dilma Rousseff, Presiden Argentina Christina Kirchner, serta Presiden Bolivia Evo Morales.

Taman Kota Larantuka Sentra Peserta Sail Komodo




Pemerintah Kabupaten Flores Timur (Flotim) menyiapkan Taman Kota yang terletak di Kelurahan Lokea menjadi titik sentra persinggahan peserta Sail Komodo NTT 2013. Pemerintah setempat melalui Dinas Pariwista dan Kebudayaan Flotim sudah mulai 'mempercantik wajah' Taman Kota dengan memasang baliho-baliho selamat datang. Baliho lainnya juga menuliskan 'Jembatan Emas Menuju NTT Menjadi Destinasi Utama Pariwisata Dunia' juga terpasang di pusat perkotaan Larantuka.
Walau demikian, Kota Larantuka masih 'kumuh' karena sampah bertebaran di mana-mana. Begitu juga dengan banyaknya pengecer yang menguasai jalan raya sepanjang jalan Kota Larantuka. Kepala Bidang Promosi Pariwisata di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Flotim, Katarina Rin Riberu, S.Ip yang dihubungi, Rabu (31/7/2013) mengatakan, saat ini ada empat mitra Dinas Pariwisata, diantaranya Perhimpunan Hotel Rumah Makan Indonesia (PHRI), Himpunan Pramu Wisata Indonesia (HPI), Tour Manajemen Organisasi (TMO) sedang mempersiapkan sejumlah hal untuk menyukseskan Sail Komodo NTT yang rencananya akan tiba di Flotim pada 20-23 Agustus 2013 mendatang. Acara pembukaan, kata Rin, akan berlangsung di Taman Kota yang diikuti dengan rangkaian acara seni musik, peragaan busana adat dan lounching Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Flotim. "Saat pembukaan diikuti juga dengan mengunjungi pameran yang sudah disiapkan sebanyak 20-an stan. Stan umumnya menyiapkan asesoris dan barang-barang budaya asli Flotim,"kata mantan Kasubag Protokol Humas Pemkab Flotim ini.
Usai acara pembukaan, jelas Rin, para tamu akan disiapkan dinner langsung di taman kota dan diiringi hiburan-hiburan yang menampilkan seni musik daerah. "Semua acara itu untuk menghibur para tamu dan masyarakat,"jelasnya. Usai acara hiburan, keesokannya para tamu akan tour wisata ke Lewokluok, Kecamatan Demon Pagong dan ke Lewotala, Kecamatan Lewolema untuk melihat wisata alam dan selanjutnya para tamu berkunjung ke tempat bersejarah peninggalan Portugis atau wisata religi di Kapela Tuan Ma, Kapela Tuan Ana dan Kapela Tuan Menino serta ke museum Mgr. Gabriel Manek dan ke Panti Asuhan Pelangi. Pemerintah juga menyiapkan loundry yang langsung ditangani kelompok masyarakat, Oa Dasanto dan Petronela Riberu. "Pemerintah melalui bank terdekat menyiapkan money sanjer (pertukaran uang) yang berpusat di pos informasi yang bertempat di Panti Suster Balela, Kelurahan Balela. Di pos itu juga disiapkan guide,"tambahnya. (iva)

Tuesday, July 16, 2013

Dinas PPO NTT Tarik dan Musnahkan Buku Porno

  
Ilustrasi Buku Porno
"Pernahkah Anda menyaksikan anak Anda dewasa sebelum waktunya? Anak dewasa karbitan dapat ditandai dengan menurunnya nilai mata pelajaran sekolah, bergaya hidup mewah, berbusana buruk, kurangnya rasa hormat kepada orang tua, egois, dan sebagainya. Orang tua tentunya was-was terhadap perubahan perilaku hidupnya seperti ini. Salah satu penyebabnya adalah keseringan anak mengkonsumsi produk-produk berbau porno, seperti buku bacaan porno, VCD/DVD porno, gambar porno, dsb. Maka itu, langkah terbaik yang harus kita lakukan sekarang adalah mencegahnya sebelum terlambat.

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahrgara (PPO) Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) segera menyurati para kepala dinas PPO kabupaten/kota se- NTT terkait beredarnya buku mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas 6 Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang isinya berbau porno.
Hal ini disampaikan Sekretaris Dinas PPO NTT, Johanis Mau. S.Sos, M.M ketika dikonfirmasi Pos Kupang, Minggu (14/7/2013). Johanis mengaku informasi  buku mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi SD/MI yang berbau porno itu telah diketahui Dinas PPO NTT. Karena itu, lanjut Johanis, ada beberapa langkah yang segera ditempuh, terutama menyurati para kepala dinas PPO kabupaten/kota se-NTT agar menelusuri buku tersebut di sekolah-sekolah dan peredaran di pasar (toko buku).
"Jelas kami akan menyurati kepala dinas PPO kabupaten/kota se-NTT supaya segera melakukan penelusuran atau pengecekan buku tersebut. Tugas dinas PPO kabupaten/kota harus bergerak cepat agar buku itu tidak beredar lebih dahulu," tegasnya.
Ditanya jika buku tersebut sudah terlanjur beredar atau dibeli siswa dan pihak sekolah, Johanis menegaskan, Dinas PPO NTT meminta supaya  pengusaha yang memasarkan buku itu segera menarik kembali  dari peredaran agar tidak berdampak buruk bagi anak didik. "Kalau ada yang terlanjur beredar kami minta ditarik kembali oleh pengusaha dan dimusnahkan," katanya.
Ia menjelaskan, mekanisme pengadaan buku pelajaran di SD biasanya melalui kepala sekolah. Karena itu,  pihaknya meminta para kepala sekolah agar selektif  menginstruksi pembelian buku dan harus meneliti buku sebelum dibeli.
"Kepala sekolah harus berani meneliti halaman demi halaman buku pelajaran yang hendak dibeli. Dan, kasus yang terjadi di Jawa  Barat itu bukan tidak mungkin bisa terjadi di  NTT. Karena itu kami imbau supaya kepala sekolah perhatikan hal ini," tegas Johanis. *
 
Penulis: oby_lewanmeru
Editor: alfred_dama
Sumber: Pos Kupang

Tuesday, July 9, 2013

Terjemahan Kitab Negarakertagama

Negarakertagama merupakan kakawin yang menceritakan kisah Raja Majapahit, Hayam Wuruk yang melakukan pelesiran ke daerah Blambangan dan dalam perjalanan pulang beliau singgah di Singosari. Dalam naskah ini juga dikisahkan peranan patih Gajah Mada sebagai perdana Mentri yang mumpuni. Masih dalam naskah Negarakertagama ini dikisahkan bahwa Prabu Hayam Wuruk sebagai penguasa yang sangat adil dalam memerintah dan taat menjalankan aturan agama. Sebagai contoh Raja Hayam Wuruk menghukum mati Demung Sora yang merupakan seorang menterinya, karena dianggap bersalah setelah membunuh Mahesa Anabrang yang ternyata tidak berdosa (lempir ke 73). Dengan demikian Demung Sora telah telah melanggar pasal Astadusta dari kitab Undang undang Kitab Kutara Manawadarmasastra itu. Naskah Negarakertagama yang merupakan karya pujangga besar empu Prapanca ini kini tersimpan di Perpustakaan Nasional RI dan menjadi salah satu koleksi kebanggaannya.

Berikut adalah terjemahan lengkap kitab Negarakertagama:

Om awignam astu namas sidam”
Sembah puji dari hamba yang hina ini ke bawah telapak kaki sang pelindung jagat. Raja yang senantiasa tenang tenggelam dalam samadi, raja segala raja, pelindung orang miskin, mengatur segala isi negara. Sang dewa-raja, lebih diagungkan dari yang segala manusia, dewa yang tampak di atas tanah. Merata, serta mengatasi segala rakyatnya, nirguna bagi kaum Wisnawa, Iswara bagi Yogi, Purusa bagi Kapila, hartawan bagi Jambala, Wagindra dalam segala ilmu, dewa Asmara di dalam cinta berahi. Dewa Yama di dalam menghilangkan penghalang dan menjamin damai dunia.
Demikianlah pujian pujangga sebelum menggubah sejarah raja, kepada Sri Nata Rajasa Nagara, raja Wilwatikta yang sedang memegang tampuk tahta. Bagai titisan Dewa-Batara beliau menyapu duka rakyat semua. Tunduk setia segenap bumi Jawa bahkan seluruh nusantara. Pada tahun 1256 Saka, beliau lahir untuk jadi pemimpin dunia. Selama dalam kandungan di Kahuripan telah tampak tanda keluhuran. Bumi gonjang-ganjing, asap mengepul-ngepul, hujan abu, guruh halilintar menyambar-nyambar. Gunung Kelud gemuruh membunuh durjana, penjahat musnah dari negara. Itulah tanda bahwa Sanghyang Siwa sedang menjelma bagai raja besar. Terbukti, selama bertakhta seluruh tanah Jawa tunduk menadah perintahnya. Wipra, satria, waisya, sudra, keempat kasta sempurna dalam pengabdian. Durjana berhenti berbuat jahat takut akan keberanian Sri Nata. Sang Sri Padukapatni yang ternama adalah nenek Sri Paduka. Seperti titisan Parama Bagawati memayungi jagat raya. Selaku wikuni tua tekun berlatih yoga menyembah Buda. Tahun 1272 kembali beliau ke Budaloka. Ketika Sri Padukapatni pulang ke Jinapada dunia berkabung. Kembali gembira bersembah bakti semenjak Sri Paduka mendaki takhta. Girang ibunda Tri Buwana Wijaya Tungga Dewi mengemban takhta bagai rani di Jiwana resmi mewakili Sri Narendraputra.
Beliau bersembah bakti kepada ibunda Sri Padukapatni. Setia mengikuti ajaran Buda, menyekar yang telah mangkat. Ayahanda Sri Paduka Prabu ialah Prabu Kerta Wardana. Keduanya teguh beriman Buda demi perdamaian praja. Paduka Prabu Kerta Wardana bersemayam di Singasari. Bagai Ratnasambawa menambah kesejahteraan bersama. Teguh tawakal memajukan kemakmuran rakyat dan negara. Mahir mengemudikan perdata bijak dalam segala kerja. Putri Rajadewi Maharajasa, ternama rupawan. Bertakhta di Daha, cantik tak bertara, bersandar enam guna. Adalah bibi Sri Paduka, adik maharani di Jiwana. Rani Daha dan rani Jiwana bagai bidadari kembar.
Laki sang rani Sri Wijayarajasa dari negeri Wengker. Rupawan bagai titisan Upendra, mashur bagai sarjana. Setara raja Singasari, sama teguh di dalam agama. Sangat mashurlah nama beliau di seluruh tanah Jawa. Adinda Sri Paduka Prabu di Wilwatikta : Putri jelita bersemayam di Lasem. Putri jelita Daha cantik ternama. Indudewi putri Wijayarajasa. Dan lagi putri bungsu Kerta Wardana. Bertakhta di Pajang, cantik tidak bertara. Putri Sri Baginda Jiwana yang mashur. Terkenal sebagai adinda Sri Paduka. Telah dinobatkan sebagai raja tepat menurut rencana. Laki tangkas rani Lasem bagai raja daerah Matahun. Bergelar Rajasa Wardana sangat bagus lagi putus dalam daya raja dan rani terpuji laksana Asmara dengan Pinggala. Sri Singa Wardana, rupawan, bagus, muda, sopan dan perwira bergelar raja Paguhan, beliaulah suami rani Pajang. Mulia pernikahannya laksana Sanatkumara dan dewi Ida. Bakti kepada raja, cinta sesama, membuat puas rakyat. Bre Lasem menurunkan putri jelita Nagarawardani Bersemayam sebagai permaisuri Pangeran Wirabumi. Rani Pajang menurunkan Bre Mataram Sri Wikrama Wardana bagaikan titisan Hyang Kumara, wakil utama Sri Narendra.
Putri bungsu rani Pajang memerintah daerah Pawanuhan. Berjuluk Surawardani masih muda indah laksana lukisan. Para raja pulau Jawa masing-masing mempunyai negara. Dan Wilwatikta tempat mereka bersama menghamba Srinata. Melambung kidung merdu pujian Sang Prabu, beliau membunuh musuh-musuh. Bak matahari menghembus kabut, menghimpun negara di dalam kuasa. Girang janma utama bagai bunga kalpika, musnah durjana bagai kumuda. Dari semua desa di wilayah negara pajak mengalir bagai air. Raja menghapus duka si murba sebagai Satamanyu menghujani bumi. Menghukum penjahat bagai dewa Yama, menimbun harta bagaikan Waruna. Para telik masuk menembus segala tempat laksana Hyang Batara Bayu. Menjaga pura sebagai dewi Pretiwi, rupanya bagus seperti bulan. Seolah-olah Sang Hyang Kama menjelma, tertarik oleh keindahan pura. Semua para putri dan isteri sibiran dahi Sri Ratih. Namun sang permaisuri, keturunan Wijayarajasa, tetap paling cantik paling jelita bagaikan Susumna, memang pantas jadi imbangan Sri Paduka.
Berputralah beliau putri mahkota Kusuma Wardani, sangat cantik rupawan jelita mata, lengkung lampai, bersemayam di Kabalan. Sang menantu Sri Wikrama Wardana memegang hakim perdata seluruh negara. Sebagai dewa-dewi mereka bertemu tangan, menggirangkan pandang. Tersebut keajaiban kota : tembok batu merah, tebal tinggi, mengitari pura. Pintu barat bernama Pura Waktra, menghadap ke lapangan luas, bersabuk parit. Pohon brahmastana berkaki bodi berjajar panjang, rapi berbentuk aneka ragam. Di situlah tempat tunggu para tanda terus menerus meronda jaga paseban. Di sebelah utara bertegak gapura permai dengan pintu besi penuh berukir. Di sebelah timur : panggung luhur, lantainya berlapis batu putih-putih mengkilat. Di bagian utara, di selatan pekan rumah berjejal jauh memanjang sangat indah.
Di selatan jalan perempat : balai prajurit tempat pertemuan tiap Caitra. Balai agung Manguntur dengan balai Witana di tengah, menghadap padang watangan. Yang meluas ke empat arah, bagian utara paseban pujangga dan Mahamantri Agung. Bagian timur paseban pendeta Siwa-Buda yang bertugas membahas upacara. Pada masa grehana bulan Palguna demi keselamatan seluruh dunia. Di sebelah timur pahoman berkelompok tiga-tiga mengitari kuil Siwa. Di selatan tempat tinggal wipra utama tinggi bertingkat menghadap panggung korban. Bertegak di halaman sebelah barat, di utara tempat Buda bersusun tiga. Puncaknya penuh berukir, berhamburan bunga waktu raja turun berkorban. Di dalam, sebelah selatan Manguntur tersekat dengan pintu, itulah paseban. Rumah bagus berjajar mengapit jalan ke barat, disela tanjung berbunga lebat. Agak jauh di sebelah barat daya: panggung tempat berkeliaran para perwira. Tepat di tengah-tengah halaman bertegak mandapa penuh burung ramai berkicau. Di dalam di selatan ada lagi paseban memanjang ke pintu keluar pura yang kedua.

Monday, July 8, 2013

Tokoh Katolik era reformasi lebih bekerja diam-diam, nilai Katolik ditonjolkan

Maria Farida, Hakim Konstitusi
Prof Dr Maria Farida SH MH, Seorang Tokoh Katolik yang Juga Seorang Hakim Konstitusi
"Menjadi seorang Katolik, sekaligus menjadi tokoh nasional di masa Reformasi berbeda dengan tokoh-tokoh Katolik di masa lalu. Saat ini, tokoh-tokoh Katolik lebih mengedepankan nilai-nilai ke-Katolik-annya ketimbang menonjolkan identitasnya di hadapan publik. Tanpa menguragi esensi iman kita sebagai seorang Katolik, hal-hal yang prinsipil untuk kepentingan umum harus tetap dipertahankan.." - Nick Doren.

Berbicara tentang tokoh berlabel Katolik mungkin tidak terlalu relevan di kalangan tokoh Katolik era reformasi saat ini. Kebanyakan mereka cenderung lebih memilih bekerja diam-diam. Tapi, hal itu tidak berarti mereka tidak menampilkan nilai-nilai ke-Katolik-an. Mereka lebih menampilkan nilai, ketimbang identitas.
Akibat cara kerja diam-diam tersebut, kalangan umat Katolik, mungkin juga Gereja merasa pesimis karena fakta bahwa jumlah tokoh Katolik menurun di era reformasi ini.
Hal ini menggugah Benny Sabdo, seorang wartawan Majalah HIDUP, menulis buku tentang Kiprah Tokoh Katolik di Era Reformasi, yang memuat kisah tokoh katolik yang berjuang di medan kerja berbeda-beda, seperti politik, pendidikan, hukum, bisnis, pers dan ormas Katolik.
“Saya menulis buku ini didorong oleh rasa kesal karena tokoh Katolik generasi saat ini tidak ada dan kini tinggal tokoh-tokoh Katolik yang sudah senior,” katanya, pada acara bedah buku tersebut belum lama ini.
Buku itu membuktikan bahwa cukup banyak orang Katolik yang memilih bekerja diam-diam di era reformasi.
Sebanyak 23 tokoh Katolik ditulis dalam buku ini, namun mungkin sekitar 60 persen dari mereka tidak dikenal publik, bahkan di kalangan orang Katolik sendiri. Ini berbeda dengan era sebelum reformasi, para tokoh Katolik lebih menonjolkan identitas agama mereka.
Hal ini diakui oleh Maria Farida Indrati Soeprapto, hakim di Mahkamah Konstitusi (MK).
“Kalau kami dulu tak membedakan agama dan saling berbaur meskipun sedikit menonjolkan identitas kami, kini orang Katolik lebih bergerak sendiri dan diam-diam sehingga banyak orang tak mengenal agama mereka,” katanya.
Namun, di era reformasi, perempuan pertama Indonesia yang menjabat sebagai hakim MK ini mengatakan ia termasuk salah satu orang Katolik yang bekerja diam-diam sebagai seorang dosen di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI).
Tapi, komitmen pada nilai-nilai ke-Katolik-an yang ditunjukkannya membuat dia diusulkan dan didukung oleh berbagai kalangan yang kebanyakan non-Katolik untuk dicalonkan sebagai hakim konstitusi.
“Saya bisa masuk di MK justru karena banyaknya dukungan dan dorongan dari orang non-Katolik karena mereka tahu cara kerja saya untuk kepentingan umum,” kata satu-satunya hakim MK yang mengajukan dissenting opinion (perdapat berbeda) saat uji materi UU Pornografi dan UU Penodaan Agama ini.
Farida mengatakan, ia bukan membela kelompok minoritas atau mereka yang termarginal tapi demi penegakan hukum, kebenaran dan rasa keadilan.
Guru Besar Ilmu Perundang-Undangan ini mengatakan, komitmen, kejujuran dan keberanian diperlukan melalui kerja nyata.
“Karya kita yang justru menunjukkan bahwa kita adalah orang Katolik termasuk menyuarakan keadilan dan kebenaran. Ini yang saya sering lakukan termasuk MK. Kerja nyata itu yang paling penting,” ungkapnya.
Cara ini juga dilakukan para tokoh Katolik yang diam-diam,  mereka ikut memberikan kontribusi untuk membangun bangsa, sekalipun mereka tidak terlalu terpublikasikan. “Ketika judicial review undang-undang di gedung Mahkamah Konstitusi, saya baru tahu cukup banyak tokoh Katolik. Apakah ini menunjukkan bahwa orang Katolik tak suka menonjolkan diri, dan mau rela berkarya di tengah sesama,” kata Farida.
Alasan lain yang membuat orang Katolik bekerja diam-diam karena mereka kuatir akan menghadapi kendala. Menurut Farida, orang Katolik akan mengalami kendala kalau terlalu menonjolkan identitasnya.
“Saat ini kita mungkin bisa tonjolkan identitas ke-Katolik-an, tapi saya pikir akan menghadapi kendala,” kata Farida, yang menjadi hakim konstitusi di MK sejak 16 Agustus 2008.
Pernyataan Farida diakui oleh Adrianus Meliala, kriminolog dari UI. Ia mengakui situasi era Ignatius Yoseph Kasimo, pendiri Partai Katolik dan Reformasi berbeda. “Kalau kita bandingkan dengan dunianya Kasimo, berbeda dengan sekarang karena kini jauh lebih sulit dan banyak tantangan dan saingan”, kata guru besar UI itu.
Meliala mengusulkan agar para tokoh Katolik yang berkerja diam-diam harus dipublikasikan juga, misalnya melalui media. “Kalau mau tulis tokoh, jangan tulis orang yang berhasil, tapi mereka yang bekerja secara diam-diam karena perjuangan mereka menghadapi banyak tantangan,” katanya.
Untuk menghadapi tantangan dan kendala orang Katolik harus benar-benar menyiapkan diri untuk memiliki keahlian dalam bidang tertentu karena  keahlian ini yang dibutuhkan. “Kita perlu memiliki keahlian di bidang kita masing-masing sehingga kita mampu bersaing dengan orang lain,” kata Meliala.
Di tengah tantangan dan kendala justru orang Katolik terdorong menjadi garam bagi orang lain dengan berjuang untuk kepentingan umum, bukan kelompok atau pribadi. “Kita tetap menjadi garam dan terang melalui nilai-nilai ke-Katolik-an demi kepentingan umum,” kata Farida.

Saturday, July 6, 2013

Buruh Amat Sulit Hadapi Pajak di Kepailitan

Kisruh antara tagihan buruh dan pajak dalam kepailitan memang sebuah dilema yang tidak pernah habis untuk dibahas. Bahkan di kalangan para kurator dan akademisi maupun pengamat kepailitan. Berbagai macam pandangan pun dilontarkan demi membuat terang kedudukan buruh dan pajak sebagai kreditor preferen.
Ini terbukti dari situasi sebuah pelatihan tentang kepailitan yang diadakan hukumonline, Kamis (4/7). Dalam acara yang bertajuk ‘Memahami Tahapan dan Teknik Pemberesan Harta Debitor Pailit’ ini lebih banyak mendiskusikan tentang posisi buruh dari sebuah kepailitan.
Para peserta masih dibingungkan dengan seberapa istimewanya buruh dibandingkan pajak sebagai kreditor. Padahal, buruh dan pajak secara jelas dinyatakan sebagai kreditor preferen. Meskipun sama-sama preferen, praktiknya pajak tetap lebih didahulukan daripada buruh. Bahkan, pajak lebih diutamakan daripada kreditor separatis itu sendiri.
“Praktiknya memang sulit ketika hendak membagikan budel pailit. Harus ada kompromi,” tutur James Purba sebagai pembicara dalam acara pelatihan ini.
Alasan James memosisikan pajak sebagai kreditor tertinggi lantaran UU No. 6 Tahun 1983 yang terakhir diubah dengan UU No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan dengan tegas bahwa pajak mendahului dari kreditor lainnya. Sedangkan kedudukan buruh dalam kepailitan tidak dinyatakan secara tegas.
Pendapat ini ditentang pengamat hukum perburuhan Umar Kasim. Menurutnya, perlu kehati-hatian dalam melihat posisi buruh. Ia mengatakan buruh tidak serta merta sebagai kreditor preferen. Perlu dibedakan antara upah buruh dan hak buruh lainnya.
Menurutnya, upah buruh mendapat tempat yang sama dengan fee kurator dan biaya kepailitan lainnya, termasuk pajak. Adapun dasar hukum pemikirannya adalah Pasal 39 ayat (2) UU No 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Pasal tersebut mengatur bahwa upah terutang para pekerja baik sebelum maupun sesudah putusan pernyataan pailit diucapkan merupakan utang harta pailit.
Sedangkan hak-hak buruh lainnya baru dikategorikan sebagai kreditor preferen. Hak-hak lain yang dimaksud merujuk pada Pasal 95 ayat (4) UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, seperti tunjangan hari raya, bonus produktivitas, uang makan, dan transportasi. Terhadap hak ini, buruh baru memperolehnya setelah kurator membaginya terlebih dahulu kepada kreditor separatis.
Meskipun Umar Kasim menyatakan upah buruh setara dengan fee kurator dan pajak, ia memutuskan untuk melihat kondisi ketika dihadapkan dengan pilihan upah buruh atau pajak yang didahulukan.
Menurutnya, apabila merujuk kepada kepentingan orang banyak, Umar memilih pajak harus didahulukan. Soalnya, buruh sifatnya hanya untuk kepentingan kelompok. Namun, jika melihat segi kemanfaatan, Umar lebih memilih buruh karena buruh perlu makan.
Keistimewaan kedudukan pajak dipertegas oleh kurator Nien Rafles Siregar. Rafles mengimbau untuk membaca dan memahami undang-undang secara lengkap. Sebelum mengacu ke UU Kepailitan, persoalan mengenai kedudukan para kreditor bermula dari Pasal 1132 KUHPerdata. Pasal tersebut mengatur bahwa hasil penjualan barang-barang milik debitor dibagi menurut perbandingan piutang masing-masing kecuali bila di antara para kreditur itu ada alasan-alasan sah untuk didahulukan.
Untuk menentukan alasan yang sah didahulukan merujuk pada Pasal 1133 KUHPerdata yang mengatur bahwa hak untuk didahulukan di antara para kreditur bersumber pada hak istimewa, pada gadai dan pada hipotek.
Sedangkan hak istimewa melihat kepada Pasal 1134 KUHPerdata. Pasal tersebut telah mengatur bahwa kreditor yang memiliki hak istimewa adalah kreditor yang menyebabkan kedudukannya lebih tinggi daripada lainnya karena undang-undang semata-mata berdasarkan sifat piutang itu. Gadai dan hipotek lebih tinggi daripada hak istimewa, kecuali dalam hal undang-undang dengan tegas menentukan kebalikannya.
“Kata-kata ‘kecuali dalam hal UU dengan tegas menentukan kebalikannya’ inilah yang menyebabkan pajak lebih tinggi daripada kreditor lainnya. Karena Pasal 21 UU Perpajakan secara tegas menyebutkan dia (pajak, red) lebih tinggi daripada kreditor separatis,” ucap Rafles kepada hukumonline dalam kesempatan yang sama.
Terkait dengan frasa “kreditor yang diistimewakan yang kedudukannya lebih tinggi daripada kreditor separatis” sebagaimana dimaksud dari Pasal 60 ayat (2) UU Kepailitan, Rafles juga mengatakan kreditor yang dimaksud adalah pajak. Berdasarkan ketentuan pasal ini, semakin tegas bahwa pajak lebih tinggi daripada separatis. Bahkan, pajak dapat meminta hasil penjualan atas benda yang dijaminkan kepada separatis.
Asuransi Kepailitan Buruh
Peraturan yang dibuat memang terkesan miris. Sebagian besar buruh menjadi korban dari kepailitan, kalah dari pajak dan separatis. Namun, Rafles mengatakan untuk melihat permasalahan buruh secara keseluruhan.
Tidak hanya buruh dari perusahaan yang dipailitkan yang menjadi korban, tetapi perusahaan kecil yang menjadi kreditor juga memiliki tenaga kerja yang harus diperhatikan. Terkadang, perusahaan kecil yang memiliki piutang ini juga terkena dampak dari perusahaan yang dipailitkan tersebut.
Melihat persoalan ini, Rafles menyatakan menaikkan sifat tagihan buruh itu sendiri bukanlah sebuah solusi. Soalnya, apabila sifat tagihan buruh ditinggikan iklim investasi Indonesia akan amburadul. Tidak ada investor yang mau berinvestasi. Alhasil, tingkat pengangguran semakin tinggi. Tidak ada penyerapan tenaga kerja karena tidak ada modal.
“Yang namanya usaha butuh modal. Gimana ada penyerapan tenaga kerja jika tidak ada modal. Makanya pemegang jaminan ditinggikan karena mereka memberi modal,” tutur Rafles lagi.
Adapun solusi yang ditawarkan Rafles adalah mengasuransikan para buruh khusus kepailitan. Melalui asuransi ini, ketika perusahaan pailit, para buruh merasa terbantu dengan asuransi kepailitan. Sedangkan mekanisme dari asuransi itu sendiri, Rafles belum bisa menjawab secara detail. Hanya saja, pengusaha dan buruh dapat duduk bersama dan menentukan bagaimana mekanisme pembayaran premi. “Apakah pengusaha yang membayar premi asuransinya sebesar 1-2% atau 50:50 dengan buruh,” pungkasnya.

Thursday, July 4, 2013

For Egypt’s Islamists, Confusion and Fear Amid Celebration

egyptian_moslems.jpeg
Over speakers, the news came Wednesday and some people fainted. An hour later it had settled in, and President Mohamed Morsi’s supporters sat dazed on sidewalks or walked home, glassy-eyed. 
As he left the sit-in in front of Cairo University, Khaled Mohamed found himself suddenly, and painfully, facing Egypt’s new reality. In front of him were soldiers, and beyond them, people who seemed to revel in his misfortune. They celebrated Mr. Morsi’s fall and the dramatic eclipse of Mr. Mohamed’s 80-year-old organization, the Muslim Brotherhood
He did not know whether the soldiers were there to protect him and his fellow Islamists, or to watch them. Worse, he was once again out of place in his own country, a condition that the last revolution supposedly cured. 
“I’m scared,” Mr. Mohamed said. “I feel oppressed.”
As much of Cairo exploded in euphoria on Wednesday, parts of the city fell silent where Mr. Morsi’s loyalists had protested desperately for days, to stave off what they saw as a threat to democracy and the legitimacy of Egypt’s first free presidential election. Their disappointment on Wednesday was a symptom of a nation still far from healed. In their anger was a warning, of unsettled days ahead. 
Mr. Mohamed said the Brotherhood’s members still had not received instructions about what to do next. Many of his comrades said they would maintain a peaceful resistance. Others could not contain their rage.
“There will be a civil war,” said Abdullah Mohamed al-Sayed, a teacher. “A grinding civil war.”
The day began in anger. During overnight clashes near the sit-in at the university, at least 18 people were killed, part of a wave of violence in the days before June 30, when Mr. Morsi’s opponents rallied around the country demanding that he leave power. Blood stained the sidewalk in front of the university, and formed patches on the shirt of Sherif Fouad, a lawyer.
Birdshot had left a hole on his forehead. Now, he and his friends awaited a decision from the military on the future of the country.
None of the signs had been good. For days, the army had seemed to flirt with Mr. Morsi’s opponents, dropping flags on their protests from helicopters. “Aren’t we from the Egyptian people?” Mr. Fouad asked. “Why is our voice not heard?”
In a tent nearby, a man who called himself Abu Mohamed said any coup would have consequences, hinting at the danger facing Egypt as Islamists saw their political gains thwarted, and some considered violence to regain their rights.
“There will be a strong reaction,” Abu Mohamed said, as he ate his breakfast and his friends warned against speaking too frankly. “It is either the ballot box, or the bullet box.”
There was even greater unease across town, at another protest by Mr. Morsi’s supporters, a few hours before the Wednesday deadline the army had given to Egypt’s political forces to resolve their differences. People spoke of a conspiracy to strip Egyptians of their power, ignoring the millions of other Egyptians who had marched in recent days, fed up with who they saw as a hapless president.
At the protest, the army was the villain, for daring to challenge not just the president, but Egypt’s new civilian authority. Half an hour later, when the army descended, the balance of power between Egypt’s two most powerful forces, the military and the Islamists, was tested.
The confrontation was awkward and explosive. Protesters met the armored vehicles as they arrived, and shoved the commanding officer who had drawn his pistol. Soldiers fired their weapons in the air. A protester lifted his shirt, daring soldiers to shoot.
Then it calmed, as some protesters, desperate for an ally, tried to bring the soldiers to their side. “Take care of Egypt!” one man said. Some of the soldiers were distracted by the pleas, and seemed torn. Then the commander spoke, saying the army was there to protect the protest.
“I will not fire,” he said. “I don’t want to go to hell.”
By 10 p.m., soldiers had surrounded the entrance to Cairo University, where the despondent included Ahmed Ali Ismail, who did not belong to any party and saw hope even in Egypt’s flawed new politics. He had voted for Mr. Morsi because of the powerful movement behind him: he thought it might shake up Egypt’s ossified institutions, and would help the country “get rid of the military.” 


Sangsi Terhadap Hati


Catatan Kaki Jodhi Yudono

Orang bicara cinta
Atas nama Tuhannya
Sambil menyiksa membunuh
Berdasarkan keyakinan mereka...(lagu Cinta, Swami)
Orang-orang yang di mulutnya penuh kata cinta, sebagian di antaranya adalah drakula yang haus darah. Orang yang memegang parang di tangan kanannya, adalah ia yang mengelus lembut seorang anak dengan tangan kirinya. Orang-orang yang mengucapkan nama Tuhan, adalah dia yang mengumbar kekejaman. Dan jam yang berdetak di rumah, di pergelangan tangan, di kantor-kantor stasiun televisi, stasiun radio, adakah masih menjadi petunjuk pasti tentang waktu.

Pun demikian dengan timbangan yang ada di toko-toko emas, di pasar, di rumah sakit, sampai yang dibawa keliling oleh penjaja timbangan, apakah semua juga masih menjadi petunjuk tepat soal berat.

Nada fa, sol, la, yang Anda dengar, jangan-jangan juga telah geseh menjadi fi, sel, dan le, karena garpu tala yang biasa digunakan sebagai tanda nada boleh jadi telah memuai atau bahkan menyusut.

Waktu, timbangan, pendengaran, dan juga pandangan mata, makin tak jelas ukurannya. Kian kabur batas-batasnya.

Situasi inilah yang mungkin mendorong sebagian orang bertindak di luar batas-batas kemanusiaan. Istri tega membunuh suami, suami tega memperkosa anaknya sendiri, anak tega membantai bibinya. Sebuah situasi chaos yang membuat manusia bingung menentukan ukuran dan tanda.

Dan entah kesintingan apa lagi yang belum pernah kita lihat di bumi ini. Bahkan mereka yang mengaku punya agama yang sama, punya Tuhan yang sama, punya alkitab dan nabi yang sama, juga saling membenci dan melukai.

Maka ingatlah kita pada kekerasan yang terjadi di Madura. Ratusan orang menyerang sebuah desa kecil yang dihuni pemeluk Syiah. Membakar rumah, menganiaya, membunuh satu orang dan melukai puluhan lainnya. Tak hanya itu, para penyerang kemudian mengusir warga desa itu karena dianggap murtad.

Duh...! Yang tak kalah mengejutkan adalah, polling Lingkaran Survei Indonesia menemukan: hampir satu dari empat orang Indonesia bisa mentolerir kekerasan, untuk menegakkan apa yang mereka yakini sebagai kebenaran agama.

Buru-buru Kokom mematikan televisi. Semakin lama dia terpaku di depan layar kaca, kian kacaulah otaknya. Gosip artis, berita politik, berita tentang bencana alam, hedeh... semua bersaling-silang di benak Kokom.

Sempat juga terlintas di pikiran Kokom, jangan-jangan dirinya sudah tidak waras. Awalnya, istri Juha ini sangsi dengan bobot badannya yang mendadak membengkak usai menimbang di tempat praktek seorang dokter anak.

Ya, ya, Kokom juga tahu persis dirinya sedang mengandung. Tapi ia yakin, percepatan bobot badannya tak sedrastis itu. Lantaran curiga itulah, ia pergi ke rumah bidan di belakang rumahnya. Hasilnya, tak seberat hasil timbangan sebelumnya.

Ketika berjalan dari rumah bidan Aminah, hatinya juga mulai diliputi kesangsian. Jangan-jangan, timbangan yang kedua juga salah, ’Ini perlu pembanding’ , katanya dalam hati.

Untunglah, sebelum sampai ke rumah, seorang penjual jasa penimbangan lewat. Kokom pun bergegas memanggilnya. Dan pada timbangan ketiga itu, hati Kokom tak kurang kecewanya. Sebab, ini kali hasilnya pun berbeda.

Apa yang terjadi kemudian? Kokom pun mulai curiga terhadap semua hal yang dilihat dan dirasakannya. Lima buah jam dinding di rumah, tak ada yang sama menit dan detiknya. Bahkan adzan di televisi sebagai tanda baginya untuk mendirikan shalat, pun berbeda-beda antara satu stasiun televisi dengan lainnya.

Lepas dari urusan yang tampak, Kokom mulai beranjak ke perasaannya. Maka ia pun mulai menyangsikan cinta suaminya. Jangan-jangan..., kata Kokom dalam hati..., suamiku cuma baik di muka tapi busuk di hati. Jangan-jangan, di luar ia punya pacar baru. Jangan-jangan...

Makin dipikir, makin dirasa, tambah menggununglah perasaan curiga Kokom terhadap suaminya. Itulah soal, seharian itu Kokom ngendon terus di kamar.

Sebagai suami yang baik, Juha memaklumi betul kondisi isterinya yang sedang hamil muda. Bahkan, ia pun siap tenaga untuk pergi ke pasar jika tiba-tiba istrinya--entah atas nama perutnya sendiri atau atas nama ngidam-- perlu mangga muda atau buah-buahan asam lainnya.

Setelah sore menjelang, sementara sang istri masih berada di kamar, Juha pun mulai gerah hatinya. ’Nggak biasanya istri gue kayak gini,’ Juha bersungut sambil berjalan menemui istrinya.

Ketika pintu kamar terbuka, dilihatnya mata Kokom sedang menerawang ke langit-langit kamar. Dan..olala, ada air mata di pipinya. Juha segera menangkap gelagat ada yang tak beres pada istrinya.

Segera dihampiri pujaan hatinya itu seraya bertanya, "Ada apa denganmu cinta?"
’Nah kan, cinta...mulutnya penuh kata cinta, padahal di hatinya kepingin berbuat aniaya,’ kata Kokom dalam hati. Matanya tetap menerawang.

"Cinta, apa ada yang salah denganku?"

Kokom diam. Hatinya makin kecut. Kini ia miringkan tubuhnya membelakangi sang suami. Ia takut menatap pandang mata suaminya. Ia takut bisa membaca isi hati suaminya. Kokom gentar jika menemukan semua kecurigaan di otaknya menjadi kenyataan di mata suaminya.

"Kom...," ucap Juha. Kokom masih diam, tapi hatinya mulai bergetar ketika nama pemberian orang tuanya itu disebut oleh orang yang telah mendampingi hidupnya selama ini.

Pelan-pelan, dengan ekor matanya, Kokom melirik suaminya. ’Ia sedang tunduk. Sebentar lagi tentu ikut-ikutan menangis,’ ujar hati Kokom.

’Begitu selalu suamiku. Kalau tak berhasil menguasai diriku, ia akan tunduk. Setelah itu ia akan nangis. Kalau tangisnya pun belum mampu meredakan hatiku, dia akan segera pergi entah ke mana,’ lanjut Kokom dalam hati.

Nah, sebelum sampai pada fase meninggalkan dirinya, Kokom pun memberanikan diri memandang sempurna mata suaminya. Mata mereka bersirobok. Masing-masing mulai mengukur dan menakar kedalaman hati pasangannya.

Bagai seorang peselancar, Kokom langsung melaju di antara gelombang mata hati suaminya. Ia mencoba menemukan kesejatian suaminya. Kokom hanya kepingin yakin, orang yang ada di hadapannya kini adalah seorang suami yang baik ataukah seorang penjahat yang sekali waktu bisa saja mencekik lehernya sampai mati.

Tapi lantaran Kokom cuma anak perempuan Abah Minan yang cuma lulusan SMU yang tak pernah belajar psikologi apalagi ilmu kebatinan, mana bisa ia menemukan kesejatian suaminya.

"Abang sayang sama Kokom, kagak?"

Mendengar pertanyaan aneh itu, Juha bukannya terangsang untuk segera menjawab, tapi malah muncul kecurigaan pada isterinya itu. Jangan-jangan...

Ya, jangan-jangan situasi ini seperti dalam puisi "Kupu Malam dan Biniku" karya Chairil Anwar,...
melayang ingatan ke biniku
lautan yang belum terduga
biar lebih kami tujuh tahun bersatu

barangkali tak setahuku
ia menipuku

Wah!

"Bang..., sebenarnya Abang cinta bener kagak sih sama Kokom?" gantian Juha yang kelu.

Ia tak tahu harus menjawab apa atas pertanyaan istrinya yang rada ganjil itu.

"Bang..."
"Lo ngidam apaan sih Kom? Aneh banget pertanyaannya."
"Kokom cuma pingin tahu, Abang bener cinta sama Kokom apa kagak?"
"Caranya ngukur gimana kalau abang bilang cinta atau sebaliknya?"
"Kata orang pinter, mata adalah jendela hati manusia. Aye pingin menatap mata Abang sepuasnya biar bisa ngukur perasaan Abang."
"Kalau ternyata di mata Abang kamu kagak menemukan apa-apa, gimana?"
"Kokom langsung menuju pusatnya. Kokom mau dengerin jantung lewat dada Abang."

Maka benarlah. Urutan-urutan itu pun dilalui Kokom. Setelah pada mata Juha ia tak menemukan apa pun untuk disimpulkan, ia pun memasang kupingnya tepat di atas dada Juha.

Lalu, seperti laiknya seorang polisi, ia pun menguji cinta suaminya itu dengan beberapa pertanyaan yang langsung disambut oleh detak jantung suaminya, dug dug dug...
"Abang benar cinta kepada aye?"
dug dug dug
"Selama ini, Abang pernah nyeleweng kagak?"
dug dug dug-dug
"Pernah?"
dug dug dug-dug
"Kagak pernah?"
dug dug dug-dug
"Menurut Abang, aye cantik kagak?"
dug-dug dug dug-dug
"Seksi?"

dug-dug dug dug-dug

Sambil bertanya, tangan Kokom mulai gerayangan ke wilayah sensitif di tubuh Juha. Detak jantung Juha mulai kacau bunyinya.

dug-dug-dug-dug-dug

Juha dan Kokom tak lagi bisa membedakan, dari mana suara dug-dug-dug itu berasal. Dari suara bedug di mushala ataukah dari jantung mereka berdua yang ini kali berbunyi dan berpacu tambah kencang.

dug-dug dug-dug dug-dug

@JodhiY
Editor : Jodhi Yudono